Pejabat Apel dan Senam Bersama di Pantai Tanjung Aan, Begini Tanggapan Pedagang
- Dok. Humas Polres Lombok Tengah/ VIVA Bali
Lombok Tengah, VIVA Bali –Sejumlah pedagang yang menolak pengosongan lahan di pantai Tanjung Aan meringis melihat banyaknya pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkab Lombok Tengah serta aparat TNI/Polri yang datang ke pantai Tanjung Aan, Jumat pagi, 11 Juli 2025.
Di lokasi itu Bupati dan para pejabat, aparat serta ratusan ASN datang untuk apel dan senam bersama, namun hal itu dinilai oleh para pedagang sebagai kurangnya empati pemerintah daerah terhadap para pedagang yang sedang gemetar ketakutan atas ancaman penggusuran.
"Saya sendiri melihat banyaknya masa yang diturunkan, gentar, takut itu ada melintas. Cuma, ada juga kayak perasaan miris, sedih. Indonesia ini begini, lho. Perjuangan itu jadi seperti kalah di jumlah, apa yang kita pertahankan, mereka tinggal satu komando, bergerak ratusan sampai ribuan, gitu lho. Jadi mikir sial sekali jadi warga Indonesia ini," ujar salah satu pedagang, Kartini.
Dia mengaku sudah beberapa kali menerima surat peringatan untuk angkat kaki dari pantai Tanjung Aan, tempat dia dan pedagang lain mencari nafkah selama ini. Mereka juga sudah diberitahu bahwa penggusuran akan dilakukan pada Selasa, 15 Juli 2025. Namun, dia merasa miris atas apa yang dilakukan oleh para pejabat di Lombok Tengah. Dia menganggap pemerintah menari di atas penderitaan warga.
"Tanggal 15 penggusuran. Tanggal 11 ini dia joget-joget (senam). Dia senang sekali Bupati ini, ya. Dia dengan sukacita joget-joget. Alasannya senam. Senang sekali dia mau manggusur warganya. Bupati macam apa yang bersukacita di tengah kekhawatiran warga. Tapi ya, lah. Namanya juga Bupati. Sah-sah saja, lah," katanya.
Sebelumnya, Kapolres Lombok Tengah, AKBP Eko Yusmiarto menyampaikan bahwa kegiatan apel dan senam bersama di pantai Tanjung Aan itu dilakukan atas koordinasi antara Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda). Hal itu sebagai langkah pendekatan persuasif kepada para pedagang terkait upaya pengosongan lahan.
Dengan datang ke Tanjung Aan, harapannya para pedagang yang selama ini menolak pengosongan lahan bisa angkat kaki secara sukarela dari sana.