5 Tradisi Dunia Ini Terbukti Bertahan dan Masih Eksis Meski Zaman Sudah Modern

Topeng tradisional Asia, simbol kekuatan dan perlindungan
Sumber :
  • Sumber: https://www.freepik.com

Lifestyle, VIVA BaliDi era teknologi canggih, kecerdasan artifisial, dan kehidupan serba digital, siapa sangka masih ada tradisi kuno yang tetap hidup dan bahkan dirayakan besar-besaran? Beberapa budaya dunia ternyata begitu kuat menjaga warisan leluhur mereka, hingga tradisi ekstrem maupun nyeleneh pun tetap dipertahankan.

Uniknya, banyak dari tradisi ini bukan sekadar bertahan, tapi justru mendunia hingga menjadi sorotan wisatawan dan viral di media sosial. Penasaran seperti apa? Ini dia 5 tradisi unik dunia yang masih eksis sampai sekarang!

1.     Kanamara Matsuri (Jepang)

 

Patung phallus raksasa menjadi ikon dalam Festival Kanamara Matsuri

Photo :
  • Sumber: https://www.flickr.com/photos/eokatak/3413632307/in/photostream/

 

Setiap bulan April, kota Kawasaki di Jepang menggelar festival yang mungkin bikin kamu tercengang, yaitu Kanamara Matsuri, alias “Festival Penis Besi”. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-17, awalnya sebagai bentuk perlindungan dari penyakit menular seksual. Kini, festival ini dirayakan dengan penuh warna sebagai simbol kesuburan, perlindungan, dan kehidupan. Parade patung phallus raksasa pun menjadi ikon budaya yang unik sekaligus kontroversial.

2.     Festival Egungun (Nigeria)

 

Penari bertopeng dalam Festival Egungun tampil memukau

Photo :
  • Sumber: https://fatherlandgazette.com/the-egungun-festival-in-western-nigeria/

 

Suku Yoruba di Nigeria memiliki tradisi turun-temurun bernama Festival Egungun, yang digelar untuk menghormati roh leluhur. Dalam festival ini, para penari mengenakan kostum besar dan topeng warna-warni yang dipercaya dirasuki roh nenek moyang. Mereka menari, berparade, dan terkadang membawa cambuk sebagai bagian dari pertunjukan spiritual. Festival ini merupakan perpaduan unik antara seni, agama, dan budaya yang masih lestari hingga kini.

3.     Tinikling (Filipina)

 

Penari Tinikling di Filipina menunjukkan kelincahan saat menari

Photo :
  • Sumber: https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Tinikling?

 

Tarian Tinikling dari Filipina menampilkan gerakan cepat dan lincah di antara dua batang bambu yang digerakkan secara ritmis. Tarian ini terinspirasi dari gerak burung tikling yang menghindari jebakan. Meski berasal dari zaman kolonial Spanyol, tinikling tetap diajarkan di sekolah dan tampil dalam berbagai festival sebagai simbol nasionalisme dan identitas budaya Filipina.

4.     Gerewol Festival (Nigeria)

 

Pria dari suku Wodaabe berdandan mencolok dalam Gerewol Festival

Photo :
  • Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:1997_274-24_Gerewol.jpg

 

Bayangkan ajang kontes kecantikan, tapi pesertanya laki-laki, dan penontonnya para perempuan. Itulah yang terjadi dalam Gerewol Festival yang digelar suku Wodaabe di Niger. Para pria berhias semaksimal mungkin, mengecat wajah dan memperlihatkan gigi putihnya, lalu menari dan bernyanyi untuk memikat hati para wanita. Festival ini menjadi momen penting dalam mencari pasangan dan tetap dirayakan dengan penuh semangat hingga kini.

5.     Thaipusam (India & Malaysia)

 

Pemuja Hindu Tamil merayakan Thaipusam dengan ritual ekstrem

Photo :
  • Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Thaipusam_Festival_%284317505131%29.jpg

 

Setiap awal tahun, umat Hindu Tamil di India dan Malaysia merayakan Thaipusam, sebuah festival keagamaan dengan aksi ekstrem. Para pemuja menikam tubuhnya dengan jarum, mengangkat beban logam besar, bahkan berjalan di atas bara sebagai bentuk pengabdian dan penebusan dosa. Tradisi ini bukan hanya soal rasa sakit, tapi tentang spiritualitas tinggi dan kekuatan batin. Meskipun tampak menantang, festival ini diikuti ribuan orang setiap tahunnya.

Tradisi-tradisi di atas adalah bukti bahwa meskipun zaman berubah drastis, warisan budaya tetap bisa bertahan. Bahkan dalam beberapa kasus, keunikan tradisi tersebut justru membuatnya menjadi atraksi wisata global yang mendongkrak pariwisata lokal dan memperkenalkan nilai-nilai leluhur kepada generasi baru.