Rahasia Seleb Dunia! Diet IF Ampuh Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Ekstra

Ilustrasi pola Intermittent Fasting dengan waktu makan terbatas
Sumber :
  • Sumber: freepik.com

Lifestyle, VIVA BaliDalam beberapa tahun terakhir, Intermittent Fasting (IF) atau puasa berselang telah menjadi salah satu metode diet paling populer di dunia. Bukan hanya karena tren semata, tapi juga karena berbagai studi menunjukkan manfaat nyata bagi kesehatan, seperti pengaturan berat badan, peningkatan metabolisme, dan bahkan perbaikan fungsi sel.

Tertarik mencoba diet IF? Yuk, pahami dulu dasar, jenis, manfaat, dan cara aman menjalaninya!

Apa Itu Intermittent Fasting?

Intermittent Fasting (IF) adalah pola makan yang mengatur siklus antara waktu makan dan waktu puasa. Dalam jangka waktu puasa, tubuh tidak mendapatkan asupan kalori dan dipaksa untuk menggunakan cadangan energi yang tersimpan, biasanya dari lemak tubuh.

Tujuan utama IF bukan semata menurunkan berat badan, melainkan memberi kesempatan bagi tubuh untuk melakukan “perbaikan internal”, seperti membuang sel rusak, menyeimbangkan hormon, dan mengoptimalkan pembakaran energi.

Berikut ini beberapa hal penting yang membedakan IF dari diet biasa:

1.     Tidak membatasi jenis makanan secara ketat.

2.     Lebih fleksibel dan mudah disesuaikan dengan rutinitas.

3.     Dapat diadaptasi dalam jangka panjang sebagai gaya hidup.

Berikut beberapa model Intermittent Fasting paling populer:

1.     16:8 (Lean Gains)

Waktu puasa 16 jam, dan makan hanya dalam jendela waktu 8 jam.
Contoh, makan hanya dari jam 12 siang hingga 8 malam. Metode ini adalah metode yang paling umum dan dianggap cocok bagi pemula.

2.     5:2 Diet

Makan seperti biasa selama 5 hari dalam seminggu, dan pada 2 hari lainnya membatasi asupan kalori sekitar 500–600 kalori.

3.     Eat-Stop-Eat

Puasa penuh selama 24 jam, satu atau dua kali per minggu. Misalnya, berhenti makan dari makan malam hari ini hingga makan malam keesokan harinya.

4.     Alternate Day Fasting (ADF)

Puasa selang-seling setiap hari. Pada hari puasa, kamu hanya mengonsumsi sedikit kalori (sekitar 25% dari kebutuhan harian), lalu makan normal keesokan harinya.

Bagaimana IF Bekerja?

Saat berpuasa, kadar insulin tubuh menurun, yang memungkinkan lemak tubuh digunakan sebagai sumber energi. Selain itu, hormon human growth hormone (HGH) meningkat, membantu membakar lemak dan membangun massa otot. Di saat bersamaan, tubuh juga memulai proses autophagy, yaitu mendaur ulang sel rusak dan membersihkannya, yang berkontribusi pada regenerasi sel.

Berikut beberapa manfaat IF yang telah didukung oleh penelitian medis:

1.     Membakar lemak dan menurunkan berat badan tanpa menghitung kalori ketat.

2.     Meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan risiko diabetes tipe 2.

3.     Menajamkan fungsi otak, meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.

4.     Menurunkan risiko penyakit kronis seperti jantung, kolesterol tinggi, dan tekanan darah.

5.     Meningkatkan umur panjang dengan mendukung regenerasi sel dan perbaikan DNA.

6.     Mendorong autophagy, proses alami tubuh dalam membersihkan sel yang rusak.

Bagi kamu yang baru memulai, berikut beberapa saran agar IF berjalan lancar dan aman:

1.     Mulailah secara bertahap dengan mencoba pola 12:12 atau 14:10 sebelum melangkah ke 16:8.

2.     Jaga hidrasi dengan meminum air putih, teh tanpa gula, atau kopi hitam selama puasa.

3.     Pilih makanan bergizi saat jendela makan, hindari makanan ultra-proses atau tinggi gula.

4.     Tetap bergerak, lakukan aktivitas ringan seperti jalan kaki atau yoga.

5.     Jangan memaksakan diri, dengarkan tubuhmu. Jika merasa lemah, sesuaikan pola atau hentikan sementara.

6.     Konsultasikan dengan ahli jika memiliki kondisi medis khusus.

Meskipun IF tergolong aman untuk sebagian besar orang dewasa sehat, ada kelompok yang tidak dianjurkan menjalani diet ini, antara lain:

1.     Wanita hamil atau menyusui.

2.     Penderita diabetes tipe 1 atau kondisi hipoglikemia.

3.     Orang dengan riwayat gangguan makan (anoreksia, bulimia).

4.     Individu dengan tekanan darah sangat rendah.

5.     Orang dengan gangguan hormon berat atau gangguan metabolisme khusus.

Intermittent Fasting bukan sekadar tren diet, tapi strategi jangka panjang untuk hidup lebih sehat. Dengan mengatur waktu makan secara disiplin, tubuh diberi kesempatan untuk membakar lemak secara alami, memperbaiki sel, dan menjaga keseimbangan hormon.

Namun seperti semua metode diet, keberhasilan IF bergantung pada konsistensi, pemahaman tubuh sendiri, dan pilihan makanan saat jendela makan. Jika dilakukan dengan benar, IF bukan hanya menurunkan berat badan, tapi juga membuatmu merasa lebih bugar, fokus, dan sehat.