Simak! 5 Tips untuk Foto Makanan yang Menggugah Selera

Ilustrasi food fotography.
Sumber :
  • https://cdn.lifestyleasia.com/wp-content/uploads/sites/3/2020/05/04113706/monika-grabkowska-P1aohbiT-EY-unsplash-1350x900.jpg

Lifestyle, VIVA Bali – Food photography bukan sekadar memotret makanan di atas meja, melainkan sebuah seni yang mampu menonjolkan keindahan visual, menggugah selera, sekaligus membangun cerita. Foto makanan yang baik dapat menghidupkan rasa, aroma, dan tekstur meski hanya melalui gambar.

Selain itu, food photography ini telah lama menjadi elemen penting dalam industri kuliner, periklanan, hingga media digital. Keindahan sebuah foto makanan bergantung pada beberapa faktor, Diantaranya, pencahayaan, detail, komposisi, properti pendukung, dan food styling.

Elemen-elemen tersebut dapat dipelajari dan diterapkan, baik oleh pemula maupun fotografer profesional. Berikut adalah lima tips dalam food photography yang bisa Anda terapkan.

1. Manfaatkan Pencahayaan Alami

Cahaya alami selalu menjadi sahabat terbaik dalam food photography. Fotografer yang menggunakan cahaya dari jendela atau area terbuka biasanya mendapatkan hasil yang lembut, natural, dan tidak berlebihan.

Cahaya ini membuat warna makanan tampak lebih hidup tanpa perlu banyak pengeditan. Oleh karena itu, tempatkan makanan di dekat sumber cahaya alami dan gunakan reflektor sederhana, seperti karton putih, untuk mengurangi bayangan.

2. Fokus pada Detail Makanan

Detail adalah jiwa dalam food photography. Tekstur kue yang renyah, kesegaran sayuran hijau, atau kilau saus pada steak bisa menjadi daya tarik utama.

Fotografer yang cermat akan menonjolkan detail ini agar penonton merasa seolah bisa merasakan makanan tersebut. Selain itu, Gunakan aperture lebar (misalnya f/2.8) untuk menghasilkan depth of field yang mempertegas detail.

Teknik ini membantu makanan tetap menjadi fokus utama. Sementara latar belakang dibuat lembut agar tidak mengganggu perhatian.

3. Gunakan Properti Pendukung dengan Bijak

Food photography tidak hanya menampilkan makanan, tetapi juga suasana. Properti seperti piring, sendok, garpu, serbet, atau bahkan alas meja dapat menambah cerita dalam foto.

Namun, properti harus dipilih dengan bijak. Jika terlalu ramai atau berwarna mencolok, properti justru akan mengalihkan perhatian dari makanan. Properti yang sederhana dan harmonis lebih efektif dalam memperkuat tema dan nuansa foto.

4. Ciptakan Komposisi yang Menarik

Komposisi menentukan arah pandangan mata penonton. Foto makanan yang teratur membuat penonton langsung fokus pada subjek utama. Prinsip yang sering digunakan adalah rule of thirds, yaitu menempatkan makanan pada sepertiga bidang foto agar terlihat seimbang.

Selain itu, negative space atau ruang kosong juga berguna untuk memberikan napas pada foto. Teknik layering, Yakni menambahkan elemen di foreground, middle ground, dan background. Hal tersebut bertujuan agar dapat menciptakan dimensi yang lebih dalam.

5. Perhatikan Food Styling

Food styling adalah seni menata makanan agar terlihat lebih menarik. Fotografer profesional biasanya menggunakan berbagai trik sederhana untuk memperindah makanan. Misalnya, menyemprotkan air pada sayuran agar tampak segar, mengoleskan minyak tipis pada daging untuk memberi kilau, atau memotong kue dengan rapi agar bagian dalamnya terlihat jelas.

Makanan yang tertata rapi akan lebih fotogenik. Penataan juga bisa membangun cerita: semangkuk sup panas terlihat lebih hidup bila diberi taburan parsley segar atau potongan roti kecil di sampingnya. Food styling bukan sekadar estetika, tetapi juga strategi visual untuk menggugah selera.