Musim Berliku Pecco Bagnaia, Mampukah Ia Pertahankan Mahkota Juara MotoGP
- sumber foto: shutter stock
Sisa Musim. Peluang Masih Terbuka, Tapi Semakin Menyempit
MotoGP 2025 masih menyisakan 16 seri. Artinya, masih ada ratusan poin yang diperebutkan dari kombinasi sprint dan balapan utama. Secara matematis, Bagnaia masih sangat mungkin mengejar ketertinggalan. Tapi secara realistis, jalan itu semakin menanjak.
Di musim-musim sebelumnya, Bagnaia dikenal sebagai pembalap yang bisa bangkit di paruh kedua musim. Pada 2022, ia menutup defisit 91 poin dari Fabio Quartararo dan menjadi juara dunia. Tapi situasinya kini berbeda. Márquez adalah pembalap dengan mental juara yang sudah sangat teruji, dan motornya kini berada di level terbaik. Selain itu, Jorge Martín dan Enea Bastianini juga tak bisa dianggap enteng.
Untuk bisa kembali ke jalur juara, Bagnaia harus menghapus kesalahan, tak boleh ada lagi DNF atau posisi di luar 10 besar. Ia juga harus menguasai kembali lintasan seperti Mugello, Sachsenring, dan Assen, yang secara historis bersahabat dengannya. Satu kemenangan saja bisa memulihkan kepercayaan diri tim Ducati, yang kini mulai goyah di bawah tekanan Gresini.
Lebih dari Statistik, Faktor Emosi dan Kepemimpinan
Bukan hanya soal kecepatan dan klasemen. Tekanan untuk mempertahankan gelar juga datang dari dalam tim. Manajemen Ducati telah menunjukkan ketidaksabaran mereka. Direktur Tim Ducati, Davide Tardozzi, menyebut secara terbuka bahwa "semua kursi untuk 2026 belum final." Sebuah pernyataan yang menjadi sinyal, tak ada jaminan untuk siapapun, termasuk sang juara bertahan.