Liburan ke Pantai Bareng Anak? Simak 5 Tips Aman Ini

Ilustrasi anak bermain di pantai
Sumber :
  • Sumber foto: pexels: @Kindel Media

Lifestyle, VIVA BaliLiburan ke pantai memang selalu jadi pilihan favorit keluarga, apalagi jika membawa serta anak-anak. Deburan ombak, pasir hangat, dan langit biru yang luas bisa menghadirkan momen tak terlupakan bagi si kecil. Mereka bisa bebas berlari, bermain pasir, hingga bermain basah-basahan.

Selain menyenangkan, aktivitas di pantai juga baik untuk kesehatan anak. Mereka jadi lebih aktif bergerak, lebih dekat dengan alam, dan punya kesempatan untuk belajar hal-hal baru dari lingkungan sekitar.

Namun, di balik keseruan tersebut, keselamatan anak di pantai tetap harus jadi prioritas utama. Banyak hal yang tampak sepele, tapi sebenarnya bisa berbahaya jika orangtua lengah.

Mulai dari ombak yang datang tiba-tiba, pasir yang panas atau berlubang, hingga paparan sinar matahari yang terlalu lama semuanya bisa menimbulkan risiko bagi anak-anak.

Nah, supaya momen liburan ke pantai tetap menyenangkan dan bebas dari insiden, berikut tips keamanan yang wajib orangtua perhatikan saat membawa anak ke pantai. Simak baik-baik, ya!

1. Selalu awasi anak, jangan lepas pandangan

Saat di pantai bersama anak-anak, pengawasan dari orang dewasa sangat penting. Meskipun pantai terlihat aman, anak-anak tetap harus diawasi setiap saat, terutama ketika mereka bermain dekat air.

Kalau datang bersama rombongan keluarga atau teman, sebaiknya tentukan secara bergiliran siapa yang bertugas mengawasi anak-anak. Jangan pernah mengandalkan penjaga pantai sebagai satu-satunya pengawas.

Mereka memang ada untuk membantu, tapi tidak bisa mengawasi setiap anak secara personal.

Selain itu, pastikan tetap berada dalam jarak dekat dari anak, apalagi jika mereka masih kecil atau belum bisa berenang.

Beberapa pantai juga menyediakan rambu dan bendera yang menunjukkan kondisi ombak atau keberadaan hewan laut yang berbahaya. Perhatikan hal ini sebelum membiarkan anak bermain di air.

2. Pastikan keamanan saat bermain air

Lautan bisa berubah dalam sekejap, jadi penting bagi orangtua untuk menanamkan aturan dan batasan kepada anak saat bermain di air. Untuk anak kecil, wajib mengenakan pelampung atau jaket pelampung.

Jangan hanya mengandalkan ban atau pelampung tiup biasa, karena alat-alat ini belum tentu aman.

Ajarkan anak untuk selalu menghadap ke arah laut agar mereka bisa melihat ombak datang. Ini membantu mereka menghindari kejutan dari ombak yang bisa menyeret atau menjatuhkan.

Selain itu, biasakan anak menggunakan sistem “teman berenang”, artinya mereka harus bermain air bersama teman atau saudara, bukan sendirian.

Jika anak sudah cukup besar dan bisa berenang, bukan berarti mereka boleh berenang tanpa pengawasan. Tetap tetapkan batasan seberapa jauh mereka boleh masuk ke laut, dan pastikan mereka tahu cara menghadapi arus laut.

Bila terjebak arus, ajari mereka untuk tidak melawan arus, melainkan berenang sejajar pantai atau mengapung sampai bantuan datang.

3. Perhatikan saat bermain pasir

Bermain pasir memang aktivitas yang seru untuk anak-anak. Tapi, ternyata pasir juga bisa menyimpan risiko tersendiri. Saat anak menggali lubang atau membuat parit, pastikan lubangnya tidak terlalu dalam dan sebaiknya tak lebih dari tinggi lutut anak.

Lubang yang terlalu dalam bisa runtuh dan membuat anak terjebak di dalamnya.

Selalu awasi anak saat bermain pasir, terutama bila mereka ingin masuk ke dalam lubang yang mereka gali sendiri. Jangan biarkan mereka sendirian. Jika lubangnya sudah selesai digunakan, ajak anak untuk menutupnya kembali agar tidak membahayakan orang lain yang berjalan di sekitarnya.

Untuk bayi atau balita, hindari membiarkan mereka memasukkan pasir ke mulut. Pasir bisa mengandung kerang tajam, batu kecil, atau bahkan kotoran yang bisa menyebabkan tersedak. Bawalah mainan pantai yang aman dan pastikan tangan mereka tetap bersih setelah bermain.

Setelah selesai bermain, bilas tubuh anak dengan air bersih. Pasir yang menempel terlalu lama bisa menyebabkan ruam, terutama pada anak dengan kulit sensitif. Gantilah pakaian basah mereka agar kulit tetap nyaman dan sehat.

4. Lindungi kulit dengan tabir surya

Kulit anak-anak jauh lebih sensitif dibandingkan orang dewasa, jadi penting untuk melindunginya dari paparan sinar matahari. Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 dan pastikan berlabel "spektrum luas" agar bisa melindungi dari sinar UVA dan UVB.

Oleskan tabir surya 15–30 menit sebelum anak terkena sinar matahari, dan ulangi setiap dua jam, terutama setelah mereka bermain air. Jangan lupa bagian tubuh yang sering terlupakan seperti telinga, punggung kaki, dan sekitar garis baju renang.

Untuk bayi di bawah 6 bulan, hindari paparan sinar matahari langsung. Gunakan topi, pakaian lengan panjang yang ringan, dan tempat berteduh seperti payung atau tenda. Jika anak terlanjur terbakar matahari, gunakan gel lidah buaya untuk meredakan rasa sakit dan peradangan.

5. Cegah risiko panas berlebih (heatstroke)

Cuaca panas di pantai bisa menyenangkan, tapi juga berisiko. Paparan sinar matahari dalam waktu lama dapat menyebabkan dehidrasi hingga heatstroke, apalagi pada anak-anak.

Karena itu, sebaiknya datang ke pantai di pagi hari sebelum pukul 10 atau sore hari setelah pukul 2, saat matahari tidak terlalu terik.

Pastikan anak-anak minum air putih secara rutin, bahkan jika mereka tidak merasa haus. Sediakan botol minum untuk masing-masing anak dan ajak mereka beristirahat di tempat teduh setiap beberapa waktu.

Bisa juga dengan membawakan payung pantai atau tenda kecil, serta alas duduk agar mereka bisa bersantai.

Jangan lupa alas kaki seperti sandal atau sepatu pantai, karena pasir bisa menjadi sangat panas dan melukai telapak kaki. Jika anak terlihat lelah, pucat, atau mulai rewel, segera ajak berteduh dan beri mereka minum.

Liburan ke pantai bisa menjadi kenangan, apalagi bagi anak-anak. Tapi jangan lupa, keceriaan harus dibarengi dengan kewaspadaan. Dengan menerapkan kelima tips di atas, kita bisa memastikan bahwa waktu bermain di pantai tetap aman dan menyenangkan.