Angka 13 Sering Dianggap Sial dan Ada Sejarahnya Mengapa ?

Mengungkap Misteri Angka 13!
Sumber :
  • https://www.hindustantimes.com/lifestyle/art-culture/-101666516615697.html

Lifestyle, VIVA Bali – Angka 13 telah lama menjadi subjek takhayul dan ketakutan di berbagai budaya di seluruh dunia. Dikenal sebagai triskaidekafobia (ketakutan terhadap angka 13) dan paraskevidekatriafobia (ketakutan terhadap hari Jumat tanggal 13), fenomena ini telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, mulai dari penomoran lantai di gedung hingga rencana perjalanan. Namun, dari mana sebenarnya asal mula anggapan kesialan angka 13 ini?

 

Akar Sejarah Dan Mitos

Ada beberapa teori dan cerita rakyat yang mencoba menjelaskan mengapa angka 13 mendapatkan reputasi buruknya :

1. Perjamuan Terakhir dan Yudas Iskariot

Salah satu akar paling populer dari takhayul angka 13 berasal dari tradisi Kristen. Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus Kristus makan bersama dua belas rasulnya, membuat total ada 13 orang di meja. Orang ketiga belas yang duduk di meja itu adalah Yudas Iskariot, rasul yang kemudian mengkhianati Yesus. Sejak saat itu, angka 13 dikaitkan dengan pengkhianatan, malapetaka, dan kematian.

2. Kode Hammurabi

Beberapa sumber menyebutkan bahwa salah satu kode hukum tertua di dunia, Kode Hammurabi, yang berasal dari Babel kuno (sekitar 1754 SM), tidak memiliki pasal ke-13 dalam daftarnya. Meskipun ini sering diinterpretasikan sebagai bukti awal ketakutan terhadap angka 13, para sejarawan modern cenderung berpendapat bahwa ini mungkin hanya kesalahan penomoran atau bagian yang hilang, bukan penghilangan yang disengaja karena takhayul.

3. Mitologi Nordik

Dalam mitologi Nordik, ada cerita tentang jamuan makan di Valhalla untuk 12 dewa. Loki, dewa penipu dan pengacau, datang tanpa diundang sebagai tamu ke-13. Kedatangan Loki menyebabkan kematian dewa kebaikan, Balder, yang membawa kesedihan besar ke seluruh Valhalla. Kisah ini juga memperkuat asosiasi angka 13 dengan kesialan dan kekacauan.

4. Pengaruh Kalender dan Astrologi

Ada juga yang berpendapat bahwa takhayul ini berakar pada sistem kalender kuno. Sebagian besar sistem pengukuran waktu didasarkan pada siklus bulan (12 bulan dalam setahun), dan angka 13 seringkali dianggap sebagai "ekstra" atau "tidak seimbang" dalam konteks ini. Dalam beberapa tradisi astrologi, angka 12 dianggap sebagai angka kesempurnaan dan kelengkapan (misalnya, 12 zodiak, 12 jam dalam sehari/malam), sehingga angka 13 yang melebihi angka tersebut dianggap mengganggu keseimbangan.

 

Dampak Dan Penyebaran Di Masyarakat

Ketakutan terhadap angka 13 tidak hanya terbatas pada cerita kuno. Pengaruhnya dapat dilihat dalam kehidupan modern :

- Arsitektur : Banyak gedung, terutama hotel dan rumah sakit, melewatkan lantai 13, langsung dari lantai 12 ke lantai 14.

- Penerbangan: Beberapa maskapai penerbangan tidak memiliki baris kursi nomor 13.

- Penomoran Rumah : Beberapa orang menghindari memiliki nomor rumah 13.

- Acara Penting : Orang sering menghindari mengadakan pernikahan, operasi, atau perjalanan penting pada tanggal 13.

 

Meskipun banyak orang yang rasional menganggap ini hanya takhayul belaka, kekuatan keyakinan kolektif dan sejarah panjangnya telah mengakar kuat dalam budaya populer. Angka 13 akan terus menjadi misteri yang menarik, menggabungkan sejarah, mitologi, dan psikologi manusia dalam satu kesatuan yang unik.