Refleksi Nilai Kemerdekaan, Menguatkan Jati Diri Bangsa di Tengah Perubahan Zaman
- https://www.freepik.com/free-photo/indonesia-flag-wrinkled-dark-background-3d-render_1190210.htm
Lifestyle, VIVA Bali – Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, tetapi juga momentum refleksi untuk meneguhkan kembali nilai-nilai luhur bangsa. Di usia ke-80 kemerdekaan pada tahun 2025 ini, berbagai pihak menekankan pentingnya menggali kembali semangat perjuangan sebagai fondasi menghadapi tantangan global.
Semangat perjuangan masa lalu jadi pijakan membangun masa depan yang inklusif dan berkeadilan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui laman kemdikbud.go.id menyebutkan bahwa nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan sosial, keberagaman, dan kemandirian harus terus ditanamkan, khususnya kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.
“Kemerdekaan bukan hanya simbol bebas dari penjajahan, melainkan amanah untuk menjaga nilai-nilai bangsa dan merawat kebhinekaan,” ujar Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, dalam siaran resmi Kemendikbudristek, 12 Agustus 2024.
Nilai Historis dan Tanggung Jawab Kolektif
Dalam buku Nilai-nilai Kejuangan Bangsa Indonesia yang diterbitkan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), disebutkan bahwa kemerdekaan diperoleh dengan pengorbanan besar dan perjuangan kolektif dari seluruh elemen masyarakat, bukan hanya tokoh nasional. Nilai historis ini menjadi dasar penting dalam membangun rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa.
Refleksi nilai kemerdekaan juga mendorong masyarakat untuk tidak apatis terhadap isu sosial dan terus aktif berkontribusi dalam pembangunan melalui profesi dan perannya masing-masing.
Menjawab Tantangan Zaman dengan Semangat Kemerdekaan
Perubahan sosial, perkembangan teknologi, dan krisis iklim menjadi tantangan baru yang perlu dihadapi dengan semangat kemerdekaan yang adaptif. Menurut laporan Indonesia Sustainable Development Report 2024, kolaborasi lintas sektor dan kepemimpinan yang beretika menjadi kunci dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan inklusif.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak masyarakat untuk terus menjaga semangat kebangsaan dengan memprioritaskan kepentingan bersama di atas golongan.
Dalam unggahan Instagram resmi @kemenkopmk, disebutkan bahwa “Kemerdekaan harus diisi dengan tindakan nyata yang membangun, bukan sekadar perayaan simbolik.”