FOMO Ikut Standar TikTok, Hidup Terjerat Harapan Palsu
- https://images.pexels.com/photos/13797849/pexels-photo-13797849.jpeg
Lifestyle, VIVA Bali – Penggunaan media sosial, terutama TikTok, kini sudah jadi bagian besar dari kehidupan anak muda. Banyak konten viral yang tanpa sadar dijadikan tolok ukur gaya hidup, mulai dari soal penampilan, hubungan, hingga pencapaian. Fenomena ini dikenal sebagai "Standar TikTok".
Standar yang Muncul di TikTok
1. Pasangan Ideal
Konten bucin yang merajalela bikin banyak remaja punya ekspektasi tinggi soal pasangan. Kriteria yang muncul dari video-video ini jadi patokan dalam mencari jodoh.
2. Penampilan dan Gaya Hidup
Standar cantik di TikTok bisa sangat bias. Istilah seperti "aura maghrib" bahkan bisa bikin orang merasa harus memutihkan kulit agar diterima. Tren rambut, fashion, sampai tempat nongkrong pun ikut-ikutan jadi tolak ukur.
3. Pendidikan dan Cita-Cita
Gen Z merasa dituntut masuk sekolah atau kampus populer. Gagal lolos bisa bikin frustasi bahkan menunda kuliah hanya demi mencoba lagi tahun depan.
4. Pergaulan Sosial
Banyak konten justru mempromosikan kenakalan remaja seolah hal biasa. Hal ini bisa menormalisasi perilaku yang minim nilai moral.
Pengaruh TikTok Ke Gaya Hidup Gen Z
1. Sulit Menentukan Pasangan
Konten percintaan yang terlalu sempurna membuat orang merasa harus punya kisah cinta serupa. Akibatnya, proses PDKT jadi terasa rumit.
2. Trend Fashion Cepat Berubah
TikTok Shop memudahkan akses ke barang-barang fashion dan skincare murah tapi estetik. Remaja pun makin semangat eksplorasi gaya agar tampil percaya diri.
3. Gaya Hidup Ikut Tergoda
Banyak remaja ikut-ikutan gaya hidup "high class" ala TikTok yang terpengaruh budaya luar. Padahal belum tentu sesuai kemampuan finansial maupun budaya lokal.
Resiko di Balik Standarisasi TikTok
1. Kesehatan Mental Terganggu
Konten viral bisa menimbulkan tekanan batin karena merasa harus memenuhi standar tertentu. Jika gagal, bisa menimbulkan rasa minder atau cemas.
2. Kehilangan Jati Diri
Terlalu sering melihat konten ideal tentang hubungan, karier, dan kehidupan bisa bikin orang bingung siapa dirinya sendiri.
3. Dampak Finansial
Tren konsumtif akibat TikTok sering mendorong orang belanja barang yang tak dibutuhkan. Hal ini bisa mengganggu stabilitas keuangan.
Bahaya Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif adalah kebiasaan membeli barang secara berlebihan demi kepuasan sesaat, bukan karena kebutuhan. Ini bisa sangat merugikan, seperti :
1. Utang Menumpuk
Belanja impulsif bikin orang mengandalkan pinjaman atau kartu kredit.
2. Sulit Menabung
Karena uang habis untuk hal-hal tak penting, tabungan jadi minim.
3. Stres Finansial
Masalah keuangan akibat utang bisa menimbulkan stres berkepanjangan.
4. Gagal Capai Tujuan Finansial
Rencana seperti beli rumah atau menabung pensiun jadi tertunda.
5. Ketergantungan Pada Barang Mewah
Kebahagiaan bergantung pada barang, bukan pada hal esensial dalam hidup.
TikTok memang platform yang menghibur dan inspiratif, tapi jika tidak bijak menyaring konten, pengaruhnya bisa besar, mulai dari mental hingga finansial. Gen Z perlu mulai selektif, realistis, dan belajar mengatur hidup sesuai kebutuhan, bukan sekadar trend.