Kesalahan Umum Eksportir Pemula yang Sering Bikin Gagal Kirim Barang

Kesalahan Umum Pemula dalam Ekspor Barang
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/container-operation-port-series_4291505.htm

Lifestyle, VIVA Bali – Memulai bisnis ekspor bisa menjadi peluang besar bagi pelaku usaha, terutama di era perdagangan global saat ini. Namun, tidak sedikit eksportir pemula yang mengalami kegagalan hanya karena mengabaikan detail penting dalam proses ekspor. Mulai dari kesalahan dokumen, kesalahan teknis, hingga salah memilih mitra, semua bisa berdampak besar terhadap kelancaran pengiriman barang ke luar negeri.

Agar tidak mengalami hal serupa, penting untuk memahami berbagai kesalahan umum dalam kegiatan ekspor. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kesalahan paling sering dilakukan eksportir pemula yang bisa menyebabkan barang tidak sampai tujuan.

Dokumen Ekspor Tidak Lengkap atau Salah Isi

Salah satu kesalahan ekspor umum yang paling sering terjadi adalah kelalaian dalam menyiapkan dokumen. Invoice, packing list, bill of lading, hingga surat pernyataan asal barang harus disusun dengan teliti. Kesalahan sekecil apa pun, seperti angka atau deskripsi produk yang tidak sesuai, bisa menyebabkan barang tertahan di bea cukai negara tujuan.

Salah Menentukan Kode HS Barang Ekspor

Kode HS (Harmonized System) merupakan identifikasi produk yang wajib dicantumkan dalam dokumen ekspor. Banyak eksportir pemula tidak memahami pentingnya kode ini dan asal mengisinya. Padahal, kesalahan kode HS dapat menyebabkan perhitungan bea masuk yang salah, atau bahkan penolakan oleh negara tujuan.

Pengemasan Barang Tidak Sesuai Standar Internasional

Packing barang rusak atau tidak sesuai standar internasional bisa menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari kerusakan barang saat pengiriman, penolakan dari perusahaan logistik, hingga pelarangan masuk ke negara tujuan karena tidak memenuhi standar. Pengemasan harus memperhatikan jenis barang, daya tahan, dan tata letak.

Tidak Memahami Peraturan Bea Cukai di Negara Tujuan

Beberapa eksportir hanya fokus pada pengiriman dari Indonesia, tanpa mempelajari regulasi negara penerima. Padahal, setiap negara memiliki peraturan bea cukai yang berbeda-beda. Salah sedikit saja, bisa membuat barang ditahan, dikembalikan, atau bahkan dimusnahkan.

Memilih Mitra Ekspor Tanpa Verifikasi yang Jelas

Dilansir dari kapaldanlogistik.com, banyak eksportir pemula terlalu cepat percaya pada mitra asing tanpa melakukan pengecekan latar belakang terlebih dahulu. Akibatnya, banyak yang tertipu, barang tidak dibayar, atau bahkan tidak pernah sampai tujuan. Pastikan untuk selalu menggunakan platform terpercaya dan mencatat semua kesepakatan secara tertulis.

Tidak Mengikuti Prosedur Ekspor yang Ditetapkan Pemerintah

Sebagai eksportir, ada tahapan legalitas dan izin ekspor yang wajib diikuti. Misalnya, memiliki NIB, sertifikasi produk tertentu, hingga izin teknis dari kementerian terkait. Banyak pemula melewatkan proses ini karena dianggap merepotkan, padahal hal tersebut justru bisa menghambat proses ekspor.

 

Kegiatan ekspor membutuhkan persiapan yang tidak hanya matang, tetapi juga detail. Kesalahan teknis maupun administratif dapat menyebabkan kerugian yang besar. Maka dari itu, penting bagi eksportir pemula untuk terus belajar dan memperbarui pengetahuan tentang dunia ekspor, termasuk memahami prosedur dan regulasi dari berbagai negara.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum seperti yang sudah disebutkan, Anda bisa memperlancar proses pengiriman dan meningkatkan reputasi bisnis Anda di pasar global.