Suka Makanan Manis? Hati-Hati, Risiko Alzheimer Bisa Naik Dua Kali Lipat!

Ilustrasi pasangan yang sedang menikmati masa tua mereka.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/man-standing-beside-woman-on-swing-34761/

Lifestyle, VIVA Bali – Siapa yang tak suka makanan manis? Dari secangkir kopi dengan topping karamel hingga sepotong kue di sore hari, gula tambahan seolah jadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern. Namun, di balik rasa manis yang menggoda, tersimpan risiko serius yang mengintai: penyakit Alzheimer.

Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, menyumbang 60–70 persen dari seluruh kasus demensia di dunia. Penyakit ini menyebabkan kerusakan progresif pada sel-sel otak, menurunkan kemampuan daya ingat, berpikir, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Menurut laporan EatingWell yang dirilis Minggu (13/7), faktor risiko Alzheimer tidak hanya berasal dari usia dan genetika. Pola makan dan gaya hidup pun berperan besar dalam memengaruhi kesehatan otak, termasuk asupan gula tambahan yang berlebihan.

“Terlalu banyak konsumsi gula tambahan, terutama dari permen, soda, dan kue manis, dapat meningkatkan risiko demensia hingga lebih dari dua kali lipat,” kata Maggie Moon, MS, RD, pakar nutrisi otak.

Laura M. Ali, MS, RDN, seorang ahli gizi lainnya, menjelaskan bahwa diet tinggi gula tambahan bisa mempercepat penumpukan plak amiloid pada otak, substansi berbahaya yang merusak jalur komunikasi antar sel otak. Penumpukan plak ini merupakan ciri khas yang umum ditemukan pada penderita Alzheimer.

Studi yang dikutip Ali mengungkapkan bahwa setiap konsumsi tambahan 10 gram gula tambahan per hari (setara sekitar 2,5 sendok teh) berkaitan dengan peningkatan risiko Alzheimer sebesar 1,3 hingga 1,4 persen. Bahkan, mereka yang berada di kelompok tertinggi konsumsi gula tambahan memiliki risiko 19 persen lebih besar mengalami Alzheimer.

Meski gula bisa menjadi “racun manis” bagi otak, kabar baiknya adalah kita bisa melindungi fungsi otak melalui pola makan yang tepat. Maggie Moon merekomendasikan beberapa makanan yang bermanfaat untuk kesehatan otak, di antaranya:

Blueberry liar: Mengandung antioksidan tinggi untuk melindungi sel otak dari kerusakan oksidatif

Sayuran hijau: Seperti bayam dan kale, yang kaya vitamin B kompleks untuk fungsi saraf

Salmon: Sumber lemak omega-3 EPA dan DHA yang memiliki efek antiinflamasi

Kacang hitam: Tinggi serat dan protein, mendukung kesehatan metabolik

Kenari: Sumber terbaik omega-3 ALA dari nabati, membantu memperkuat sel otak

Moon menambahkan bahwa pola makan yang kaya biji-bijian utuh, sayuran, buah beri, kacang-kacangan, dan minyak zaitun — seperti pola Mediterranean atau MIND diet — sangat mendukung kesehatan otak dan menurunkan risiko Alzheimer.

Selain mengatur pola makan, perubahan gaya hidup juga memegang peran penting dalam menjaga fungsi kognitif. Para ahli merekomendasikan:

Rutin berolahraga, termasuk latihan ketahanan otot

Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok

Aktif bersosialisasi dan menjaga stimulasi mental

Mengelola penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes

“Diet rendah gula tambahan dan lemak jenuh sangat bermanfaat untuk otak, karena dapat mengurangi peradangan, stres oksidatif, serta pembentukan plak dan kekusutan otak,” tutur Moon.

Penyakit Alzheimer mungkin belum bisa disembuhkan, tetapi langkah pencegahan bisa dimulai sekarang dari apa yang kamu makan hari ini. Dengan membatasi konsumsi makanan manis, menjaga pola makan seimbang, dan hidup aktif secara fisik maupun sosial, kamu bisa menjaga otak tetap tajam hingga usia lanjut.

Jadi, sebelum menambahkan ekstra gula ke minuman favoritmu, pikirkan ulang: apa yang kamu beri ke tubuhmu hari ini, akan menentukan kesehatan otakmu di masa depan.