Tidak Panik Lagi, Begini Cara Mengelola Tantrum Anak dengan Tenang
- https://www.freepik.com/free-photo/mother-with-headache-couch_7965946.htm
Lifestyle, VIVA Bali – Pernahkah si kecil tiba-tiba menjerit histeris di tengah pusat perbelanjaan, melempar barang, atau berguling-guling di lantai tanpa alasan yang jelas? Momen-momen ini memang bisa sangat menguras kesabaran dan membuat kita merasa tak berdaya.
Namun, jauh di lubuk hati tantrum adalah cara unik anak kita menyampaikan ledakan emosi yang belum bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Jadi, daripada merasa pusing tujuh keliling, mari kita selami lebih dalam mengapa tantrum terjadi dan, yang terpenting, bagaimana cara menghadapinya dengan kepala dingin dan hati yang lapang.
Kenapa Anak Sering Mengalami Tantrum?
Keterbatasan Komunikasi, Anak belum memiliki kemampuan verbal yang cukup untuk menyampaikan keinginan atau perasaannya.
Perkembangan Otak, Bagian otak yang mengatur emosi dan kontrol diri masih dalam tahap perkembangan.
Kelelahan, Lapar, atau Tidak Nyaman, Kondisi fisik yang tidak nyaman bisa membuat anak lebih rewel dan mudah tantrum.
Mencari Perhatian, Terkadang anak melakukan tantrum untuk mendapatkan perhatian orang tua.
Mencoba Batasan, Anak sedang menguji batasan dan melihat sejauh mana ia bisa mendapatkan keinginannya.
Cara Efektif Mengatasi Tantrum pada Anak
Menghadapi tantrum membutuhkan kesabaran dan strategi yang tepat. Dilansir dari Alodokter, berikut adalah 5 cara yang bisa orang tua lakukan:
1. Tetap Tenang dan Kendalikan Emosi
Hal terpenting adalah tetap tenang dan tidak ikut terpancing emosi. Ingatlah bahwa tantrum adalah luapan emosi anak dan bukan ditujukan untuk menyakiti orang tua. Reaksi berlebihan dari orang tua justru bisa memperburuk situasi.
2. Ajak Anak Bicara Setelah Tenang
Setelah anak tenang, ajak ia berbicara tentang apa yang terjadi. Validasi perasaannya dengan mengatakan, "Mama tahu kamu sedih/marah," kemudian jelaskan mengapa perilakunya tidak tepat dan ajarkan cara mengekspresikan emosi dengan benar, seperti "Kalau marah, bilang saja 'aku marah'."
3. Mengalihkan Perhatian Anak, Bukan Mengabulkan keinginan
Ketika anak tantrum karena menginginkan sesuatu, jangan langsung mengabulkannya untuk menenangkannya. Ini hanya akan mengajarkan anak bahwa tantrum adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Sebaliknya, alihkah perhatian mereka pada hal lain yang menarik, seperti mainan lama atau cerita buku. Cara ini lebih efektif menenangkan anak tanpa memvalidasi perilaku tantrumnya.
4. Pentingnya Konsistensi
Menerapkan cara mengatasi tantrum secara konsisten adalah kunci. Jika hari ini Anda tegas, besok juga harus tegas agar anak memahami batasan dan konsekuensi perilakunya.
5. Hindari Memukul Anak
Saat anak tantrum, jangan pernah memukul atau mencubitnya. Sebaliknya, peluk atau ciumlah mereka. Sentuhan lembut ini tidak hanya menenangkan, tetapi juga menunjukkan kepedulian, rasa aman, dan cinta Anda pada anak.
Mencegah Tantrum
Selain mengatasi tantrum yang sedang terjadi, orang tua juga bisa melakukan pencegahan:
Penuhi Kebutuhan Dasar Anak, Pastikan anak cukup tidur, makan, dan beristirahat. Anak yang lelah atau lapar lebih mudah tantrum.
Berikan Perhatian Positif, Luangkan waktu untuk berinteraksi dan bermain dengan anak. Anak yang merasa diperhatikan cenderung tidak sering tantrum.
Ajarkan Anak Mengelola Emosi, Sejak dini, ajarkan anak untuk mengenali dan mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, bukan dengan tantrum.
Berikan Peringatan Sebelum Perubahan Aktivitas, Beri tahu anak jika akan ada perubahan jadwal atau aktivitas, misalnya "Lima menit lagi kita akan pulang dari taman, ya."
Buat Rutinitas yang Konsisten, Rutinitas dapat membuat anak merasa lebih aman dan terprediksi, sehingga mengurangi kemungkinan tantrum.
Menghadapi tantrum memang menguji kesabaran. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, orang tua dapat membantu anak belajar mengelola emosinya dan melewati fase ini dengan lebih baik.