Lebih dari Sekadar Tren, Mengenali Siapa Pencinta Musik Sejati dan Siapa yang Terjebak FOMO

Seorang Wanita yang marah melihat saudaranya mendengar music FOMO
Sumber :
  • https://www.freepik.com/premium-photo_16795766.htm

Dorongan untuk Selalu Terhubung: Ada kebutuhan kuat untuk terus memantau dan memposting tentang pengalaman musik mereka di media sosial, lebih dari sekadar menikmati musik itu sendiri. Hal ini untuk mendapatkan pengakuan atau menunjukkan bahwa mereka "up-to-date".

 "Lebih peduli dengan media sosial daripada kehidupan nyata akibatnya muncul keinginan untuk diakui orang lain di dunia maya." (DJKN Kemenkeu)

FOMO ditandai oleh harapan agar tetap beriteraksi dengan apa yang dijalani orang lain."

Pengeluaran Berlebihan: Mereka bisa saja rela mengeluarkan uang melebihi kemampuan untuk membeli tiket konser atau merchandise, meskipun sebenarnya tidak terlalu menghayati musiknya, hanya demi pengalaman "terlihat" mengikuti tren.

"Mengeluarkan uang melebihi kemampuan dan membeli hal yang sebenarnya tidak penting dengan dalih agar tidak ketinggalan zaman." (DJKN Kemenkeu)

"Beli tiket konser jutaan padahal nggak hafal lagunya, liburan pakai paylater, beli barang-barang yang sebenarnya nggak paham cara pakainya, dan lain-lain. Perilaku ini mirip dengan konsumtif karena bersenang-senang tanpa memikirkan jangka panjang..." (Brain Academy - diindeks oleh Google, bukan situs go.id, namun menjelaskan konsep FOMO yang sama dengan situs pemerintah)

Rasa tidak Puas & Cemas: Karena terus membandingkan diri dengan orang lain dan tren, mereka mungkin merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki atau alami, dan sering merasa cemas jika tidak terlibat dalam acara musik yang sedang hits.