Tak Merokok Bukan Berarti Aman! Polusi Bisa Membunuhmu Diam-Diam

Ilustrasi wanita saat menyalakan sebuah rokok.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/person-smoking-cigarette-2827798/

Kesehatan, VIVA Bali – Selama ini rokok dianggap sebagai musuh utama paru-paru, namun studi terbaru dari Amerika Serikat membuka fakta baru yang mengejutkan: polusi udara juga bisa menjadi pemicu kanker paru-paru, bahkan pada orang yang tidak pernah merokok.

Penelitian besar yang dipimpin oleh National Institutes of Health (NIH) ini dipublikasikan di jurnal ilmiah bergengsi Nature pada Rabu (2/7). Studi ini menjadi analisis genom terbesar hingga saat ini mengenai kanker paru-paru pada nonperokok, dan membawa angin segar bagi pemahaman kita tentang bagaimana lingkungan yang tercemar bisa berdampak langsung terhadap kesehatan genetik manusia.

Sebagai bagian dari proyek internasional bertajuk Sherlock-Lung, tim peneliti dari NIH dan Universitas California San Diego menganalisis tumor dari 871 pasien nonperokok yang berasal dari 28 kawasan berbeda di dunia. Hasilnya mencengangkan: paparan terhadap partikulat halus (PM2.5) polutan udara berukuran sangat kecil, berkaitan erat dengan mutasi genetik berbahaya, terutama pada gen TP53, yang selama ini dikenal sebagai "penjaga genom" dan berperan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker.

Mutasi seperti ini sebelumnya hanya dikaitkan dengan paparan asap rokok. Namun kini terbukti, polusi dari lalu lintas dan industri juga bisa menciptakan kerusakan genetik serupa.

Penelitian juga menemukan bahwa polusi udara dapat memperpendek telomer, bagian DNA yang terletak di ujung kromosom. Telomer yang lebih pendek merupakan penanda penuaan biologis dan melemahnya kemampuan sel untuk beregenerasi. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi kanker untuk berkembang lebih cepat.

“Polusi udara mempercepat akumulasi kerusakan genetik, yang pada akhirnya dapat memicu perkembangan tumor, bahkan pada paru-paru yang belum pernah tersentuh asap rokok,” ujar tim peneliti dalam laporannya.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa hingga 25% kasus kanker paru-paru di dunia justru terjadi pada orang yang tidak pernah merokok. Temuan ini menantang persepsi lama bahwa kanker paru hanya mengintai perokok dan menegaskan bahwa udara yang kita hirup sehari-hari dapat membawa ancaman yang tak terlihat.

Para peneliti menekankan bahwa temuan ini seharusnya menjadi peringatan keras bagi pembuat kebijakan dan masyarakat dunia mengenai pentingnya kualitas udara. Dalam jangka panjang, perlindungan terhadap lingkungan hidup bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan nyawa.

Dengan data ilmiah yang semakin kuat, para ilmuwan menyerukan tindakan nyata: menekan emisi kendaraan, mengatur aktivitas industri, dan memperketat standar kualitas udara. Kota-kota dengan tingkat polusi tinggi, terutama di negara berkembang, bisa menghadapi peningkatan jumlah penderita kanker jika tidak segera mengambil langkah antisipatif.

Tidak merokok saja tidak cukup. Jika udara yang kita hirup terus tercemar, maka paru-paru kita tetap berada dalam bahaya.

Polusi udara bukan hanya kabut di langit kota, ia adalah musuh diam-diam yang menggerogoti tubuh dari dalam, sel demi sel. Sudah saatnya udara bersih menjadi hak dasar yang harus diperjuangkan bersama.