5 Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga agar Stabil dan Hemat

Lifestyle, VIVA Bali – Gaji baru masuk, tapi rasanya sudah menipis di minggu pertama? Tagihan menumpuk, belanja bulanan membengkak, dan tabungan belum sempat terisi? Jika kamu sering mengalami hal ini, tandanya kamu perlu segera mengatur ulang keuangan rumah tanggamu.

Mengelola keuangan keluarga bukan soal seberapa besar penghasilan, tapi seberapa bijak kamu merencanakannya. Keuangan yang tertata bukan hanya membuat hidup lebih tenang, tapi juga memperkuat hubungan dalam rumah tangga. Nah, agar pengeluaran tidak terus bocor dan masa depan keluarga lebih terjamin, yuk simak 5 tips jitu mengatur keuangan rumah tangga yang praktis dan bisa langsung kamu terapkan!

1. Buat Anggaran Bulanan

Sebelum uang gajian menguap tanpa jejak, pastikan kamu sudah punya anggaran bulanan yang jelas. Catat semua pemasukan dan rencanakan alokasi untuk kebutuhan pokok seperti makanan, tagihan listrik, air, cicilan, hingga dana darurat. Dengan anggaran yang jelas, kamu bisa mengontrol pengeluaran dan tahu ke mana uang pergi.

2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

Banyak pengeluaran rumah tangga yang sebenarnya bisa ditekan jika kita mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Belanja bulanan, biaya sekolah anak, dan tagihan listrik adalah contoh kebutuhan. Sementara itu, nongkrong di kafe setiap minggu termasuk keinginan. Prioritaskan kebutuhan, karena keinginan bisa ditunda.

3. Catat Semua Pengeluaran

Mencatat pengeluaran harian dapat membantu kamu mengetahui kebocoran keuangan yang sering tak disadari. Gunakan buku catatan, spreadsheet, atau aplikasi keuangan pribadi yang kini banyak tersedia gratis di smartphone.

4. Mulai Menabung dan Investasi

Sisihkan minimal 10–20% dari penghasilan bulanan untuk tabungan atau investasi. Tabungan bisa untuk tujuan jangka pendek seperti liburan atau membeli barang, sementara investasi lebih cocok untuk jangka panjang seperti pendidikan anak dan pensiun.

5. Libatkan Seluruh Keluarga

Diskusikan rencana keuangan bersama pasangan, bahkan anak-anak yang sudah cukup umur. Ketika seluruh anggota keluarga paham tujuan dan keterbatasan keuangan, mereka akan lebih bertanggung jawab dan tidak boros.