Jangan Asal Lamar! Waspadai Ciri Red Flag Perusahaan di Dunia Kerja

Hindari Perusahaan Redflag Saat Melamar Kerja
Sumber :
  • pexels / Sora Shimazaki

Lifestyle, VIVA Bali – Melamar pekerjaan seharusnya bukan sekadar soal gaji tinggi atau posisi bergengsi. Lebih dari itu, penting untuk mengetahui lebih dalam tentang reputasi dan budaya kerja perusahaan yang dituju. Pasalnya, tak sedikit karyawan yang baru sadar telah terjebak dalam perusahaan tidak sehat setelah diterima kerja.

Fenomena red flag kerja belakangan ini makin banyak dibahas oleh para profesional dan pencari kerja. Istilah ini merujuk pada tanda-tanda awal bahwa suatu perusahaan memiliki lingkungan kerja yang buruk atau tidak etis. Mengetahui ciri perusahaan red flag sejak awal bisa membantu kamu menghindari stres berkepanjangan atau bahkan burnout.

1. Sering Mengganti Karyawan dalam Waktu Singkat

Salah satu ciri perusahaan red flag yang mudah dikenali adalah tingginya angka turnover karyawan. Jika sebuah perusahaan terus-menerus membuka lowongan untuk posisi yang sama dalam waktu berdekatan, itu bisa menjadi sinyal ada masalah serius di dalam.

Tingginya pergantian karyawan bisa disebabkan oleh manajemen yang buruk, ketidakjelasan job desk, hingga tekanan kerja yang tidak sebanding dengan kompensasi. Perusahaan seperti ini sebaiknya dihindari karena bisa saja kamu menjadi korban berikutnya.

2. Deskripsi Pekerjaan yang Tidak Jelas

Coba perhatikan baik-baik saat membaca lowongan kerja. Jika job description terdengar terlalu umum atau terlalu luas, kamu patut curiga. Ciri perusahaan red flag yang sering terjadi adalah tidak adanya kejelasan mengenai peran dan tanggung jawab yang akan diemban.

Perusahaan yang profesional biasanya menjabarkan secara spesifik tugas utama, kualifikasi yang dibutuhkan, serta ekspektasi dari posisi tersebut. Ketidakjelasan bisa berujung pada beban kerja berlebihan karena kamu diminta mengerjakan hal di luar tanggung jawabmu.

3. Tidak Ada Informasi Mengenai Budaya Kerja

Budaya kerja bukan sekadar jargon di profil perusahaan. Ia mencerminkan bagaimana manajemen memperlakukan karyawan, sejauh mana nilai kerja sama dijunjung, dan seperti apa suasana kerja sehari-hari. Ketika perusahaan tidak pernah menyebutkan budaya kerja dalam komunikasi mereka, itu bisa jadi red flag kerja yang harus kamu waspadai.

Lingkungan kerja yang sehat biasanya transparan dalam membagikan nilai-nilai perusahaan. Jika kamu kesulitan menemukan informasi ini di media sosial mereka atau saat sesi wawancara, sebaiknya lebih berhati-hati.

4. Sistem Penilaian Kinerja Tidak Jelas

Perusahaan yang sehat akan punya sistem evaluasi kinerja yang jelas dan adil. Sebaliknya, perusahaan red flag cenderung menghindari pembicaraan tentang bagaimana hasil kerjamu akan dinilai. Mereka juga jarang membahas target yang realistis atau feedback yang konstruktif.

Padahal sistem ini penting untuk perkembangan karier dan rasa aman karyawan. Ketika tidak ada kejelasan soal bagaimana kerja kerasmu dihargai, besar kemungkinan kamu hanya akan dimanfaatkan tanpa arah yang jelas.

5. Wawancara Terlalu Tergesa atau Terlalu Agresif

Proses wawancara seharusnya menjadi ajang saling mengenal, bukan hanya satu pihak yang mendominasi. Namun, jika prosesnya terlalu cepat tanpa banyak diskusi atau bahkan terlalu agresif menekankan soal loyalitas dan kerja keras tanpa membahas keseimbangan kerja-hidup, itu bisa menjadi lingkungan kerja toxic ke depannya.

Perusahaan yang profesional akan memberikan ruang bagi kandidat untuk bertanya dan memahami detail pekerjaan. Waspadai jika kamu merasa ditekan atau tidak diberi kesempatan bicara saat wawancara.

6. Gaji dan Benefit Tidak Transparan

Perusahaan yang tidak mencantumkan kisaran gaji, menunda-nunda pembicaraan soal kompensasi, atau bahkan menghindari pertanyaan seputar benefit bisa jadi menyembunyikan sistem yang tidak sehat. Hal ini sangat umum terjadi pada perusahaan yang tergolong perusahaan harus dihindari oleh para pencari kerja.

Transparansi gaji adalah bentuk profesionalisme dan penghargaan terhadap waktu pekerja. Jika sejak awal tidak terbuka, besar kemungkinan budaya kerja di dalamnya pun tidak adil.

 

Menemukan pekerjaan yang ideal memang tidak mudah, namun mengenali ciri red flag dalam proses rekrutmen bisa menyelamatkanmu dari pengalaman kerja yang tidak menyenangkan atau bahkan merusak karier. Selalu lakukan riset sebelum melamar, perhatikan bagaimana perusahaan berinteraksi dengan publik, dan jangan ragu bertanya sebanyak mungkin saat wawancara.