Bukan Fiksi Ilmiah, 6 Pekerjaan Ini Justru Melesat Berkat AI

Ketika manusia dan AI bersinergi, peluang baru tercipta
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/person-with-futuristic-metaverse-avatar-mask_38655029.htm

Lifestyle, VIVA Bali – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence sering dianggap sebagai ancaman bagi dunia kerja. Namun, perkembangan terbaru menunjukkan hal sebaliknya. Sejumlah pekerjaan justru mengalami lonjakan permintaan berkat kemajuan teknologi ini.

 

Menurut data laporan Future of Jobs 2023 dari World Economic Forum WEF, adopsi teknologi seperti AI, data besar, dan digitalisasi bukan hanya mengubah cara kita bekerja, tetapi juga membuka peluang kerja baru. Beberapa profesi bahkan tumbuh lebih cepat dari sebelumnya karena kebutuhan akan keahlian yang relevan dengan era digital. Berikut enam kategori pekerjaan yang mengalami pertumbuhan pesat akibat penetrasi AI di berbagai sektor industri.

 

1. Spesialis AI dan Pembelajaran Mesin

 

Permintaan terhadap tenaga ahli di bidang AI dan machine learning terus meningkat. Mereka bertugas merancang algoritma, membangun model prediktif, dan mengembangkan sistem cerdas yang mampu belajar dari data. Peran ini menjadi pusat dari banyak inovasi di industri teknologi, finansial, kesehatan, hingga logistik.

 

2. Spesialis Keberlanjutan

 

Dengan meningkatnya fokus pada lingkungan dan standar ESG Environmental, Social, and Governance, perusahaan memerlukan tenaga ahli yang mampu memanfaatkan teknologi termasuk AI, untuk menciptakan solusi ramah lingkungan. Spesialis keberlanjutan membantu bisnis mengelola emisi, limbah, dan efisiensi energi berbasis data.

 

3. Analis Intelijen Bisnis

 

Di era data besar, bisnis membutuhkan analis yang mampu mengubah data mentah menjadi wawasan strategis. AI mempercepat proses analisis, namun tetap dibutuhkan tenaga manusia untuk membaca konteks, menyusun laporan, dan merekomendasikan keputusan bisnis. Pekerjaan ini mengalami lonjakan seiring meningkatnya digitalisasi perusahaan.

 

4. Analis Keamanan Informasi

 

Ancaman siber terus meningkat seiring pesatnya transformasi digital. AI digunakan untuk mendeteksi serangan siber lebih cepat, namun analis keamanan tetap dibutuhkan untuk merancang sistem pertahanan, menyusun kebijakan keamanan, dan melakukan investigasi mendalam saat terjadi pelanggaran data.

 

5. Insinyur Energi Terbarukan

 

Pergeseran global menuju energi bersih mendorong kebutuhan akan insinyur yang mampu merancang dan mengembangkan sistem energi berkelanjutan. AI membantu merancang jaringan listrik yang lebih efisien, memprediksi konsumsi energi, dan memantau sistem tenaga angin atau air secara real-time.

 

6. Insinyur Instalasi dan Sistem Energi Surya

 

Energi surya menjadi sumber daya utama di banyak wilayah, terutama negara-negara tropis seperti Indonesia. Profesi ini berkembang pesat seiring meningkatnya pemasangan panel surya untuk rumah tangga dan industri. AI digunakan dalam pemetaan lokasi, pemeliharaan, dan optimasi sistem tenaga surya.

 

AI Mendorong Adaptasi, Bukan Penghapusan

 

Laporan WEF mencatat bahwa tingkat otomatisasi masih lebih rendah dari prediksi sebelumnya. Pada 2023, hanya 34 persen tugas dilakukan oleh mesin naik 1 persen dari 2020. Proyeksi untuk 2027 pun direvisi dari 47 persen menjadi 42 persen. Ini menandakan bahwa AI bukan mengganti langsung tenaga kerja, melainkan mitra kerja yang mengambil alih tugas-tugas berulang agar manusia bisa fokus pada tanggung jawab yang lebih kompleks.

 

Implikasi Bagi Dunia Kerja di Indonesia

 

Indonesia juga menghadapi gelombang adopsi teknologi serupa. Dengan potensi ekonomi digital yang terus tumbuh, pengembangan tenaga kerja yang siap menghadapi era AI menjadi penting. Pemerintah, perusahaan, dan lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam mendorong program pelatihan dan peningkatan keterampilan. Pemahaman dasar tentang AI, literasi data, serta penguasaan keterampilan interpersonal dan analitis akan menjadi nilai tambah di pasar kerja yang terus berubah.

 

Pada akhirnya, AI bukan sekadar alat otomatisasi, tetapi juga pendorong terbentuknya profesi-profesi baru. Alih-alih menghapus pekerjaan, AI memperluas cakupan tugas manusia dan membuka peluang baru yang relevan dengan kebutuhan zaman. Adaptasi menjadi kunci untuk tetap relevan dan kompetitif di era kolaborasi antara manusia dan mesin.