Nggak Cuma Sehat, Diet Ala Jepang Juga Bikin Mental Lebih Kuat!

Wanita jepang saat menyajikan teh.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/a-woman-in-robe-sitting-at-a-table-with-tea-pots-and-tea-cups-8952605/

Lifestyle, VIVA Bali – Makanan bukan hanya soal rasa atau sekadar mengenyangkan. Ternyata, apa yang kita makan juga bisa berpengaruh besar pada kesehatan mental. Sebuah studi terbaru dari Japan Institute for Health Security mengungkap bahwa pola makan tradisional ala Jepang dapat menurunkan risiko depresi, terutama pada kelompok usia produktif.

Melansir Kyodo, Sabtu (28/6), penelitian ini menjadi yang pertama mengungkap secara langsung hubungan antara diet khas Jepang dengan tingkat depresi yang lebih rendah. Temuan ini membuka mata banyak pihak tentang betapa pentingnya pola makan sehat untuk mendukung kesehatan mental.

Diet Jepang dikenal kaya akan makanan yang alami, bergizi, dan minim olahan. Komponen utama diet ini meliputi:

Nasi

Sup miso

Ikan

Rumput laut

Produk kedelai (seperti tahu dan tempe)

Jamur

Sayuran matang

Teh hijau

Selain itu, versi modifikasi dari diet ini juga memasukkan lebih banyak buah, sayuran segar, dan produk susu, yang semakin memperkaya kandungan nutrisinya.

Mengapa diet Jepang bisa berdampak pada penurunan risiko depresi? Jawabannya terletak pada kandungan nutrisinya yang mendukung fungsi otak dan kesehatan mental.

Rumput laut, sayuran, dan produk kedelai kaya akan asam folat, nutrisi penting untuk produksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin. Keduanya berperan besar dalam menjaga suasana hati tetap stabil dan bahagia.

Ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan sarden mengandung omega-3, yang memiliki efek anti-inflamasi dan terbukti mendukung kesehatan mental.

Teh hijau juga tidak kalah penting. Kandungan antioksidannya membantu menurunkan stres dan memperbaiki fungsi kognitif.

Penelitian ini melibatkan 12.499 karyawan dari lima perusahaan besar di Jepang, dengan 88 persen peserta adalah laki-laki dan rata-rata usia mereka 42,5 tahun.

Hasilnya, 30,9 persen peserta menunjukkan gejala depresi. Namun, kelompok yang rutin menerapkan pola makan tradisional ala Jepang memiliki tingkat gejala depresi yang jauh lebih rendah dibandingkan kelompok lain.

Para peneliti juga memastikan hasil ini dengan mengisolasi faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi kesehatan mental, seperti gaya hidup, tingkat stres kerja, hingga aktivitas fisik.

Meski penelitian tentang hubungan diet dan depresi sudah lebih banyak dilakukan pada diet Mediterania, studi ini menjadi yang pertama secara komprehensif mengamati pengaruh diet Jepang terhadap kesehatan mental.

“Diperlukan penelitian lanjutan, tetapi kami berharap temuan ini dapat menjadi acuan dalam kebijakan kesehatan di tempat kerja dan mendukung upaya pencegahan depresi di masyarakat,” jelas Japan Institute for Health Security dalam pernyataan resminya.

Kabar baiknya, pola makan sehat ini tidak hanya untuk orang Jepang saja. Dengan sedikit penyesuaian, siapapun bisa mengadopsinya. Memasukkan lebih banyak ikan, rumput laut, sayuran, produk kedelai, dan teh hijau ke dalam menu harian adalah langkah mudah yang bisa berdampak besar bagi tubuh dan pikiran.

Studi ini membuktikan bahwa makanan bukan hanya tentang nutrisi fisik, tetapi juga kunci untuk menjaga kesehatan mental. Pola makan ala Jepang mampu membantu menjaga suasana hati tetap stabil, mengurangi risiko depresi, dan tentunya meningkatkan kualitas hidup.

Mungkin ini saatnya mengubah isi piring Anda. Bukan hanya untuk kesehatan tubuh, tapi juga demi kebahagiaan pikiran.