Suasana Khidmat dan Meriah Warnai Tradisi Nyongkolan di Desa Kediri, Lombok Barat
- Moh Helmi/ VIVA Bali
Fokus utama dari pengamanan ini adalah mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan yang mengganggu aktivitas masyarakat lainnya. Sistem buka tutup jalan secara situasional diterapkan untuk memberi ruang bagi rombongan nyongkolan melintas dengan lancar.
Selain itu, petugas juga berupaya mencegah potensi gesekan antar peserta iring-iringan maupun dengan pengendara lain yang melintas.
AKP Jahyadi menambahkan, pihaknya juga memberikan imbauan kepada seluruh pihak untuk menjaga ketertiban dan saling menghormati. Berkat kesigapan anggota di lapangan dan kesadaran masyarakat, seluruh rangkaian acara nyongkolan berjalan aman, kondusif, dan lancar hingga selesai.
Kehadiran aparat kepolisian ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat Desa Kediri. Mereka merasa lebih tenang dan nyaman karena keberadaan petugas memberikan rasa aman selama acara berlangsung. Seorang tokoh masyarakat desa yang enggan disebutkan namanya menyampaikan,
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Polisi yang telah membantu mengamankan acara nyongkolan ini. Dengan pengaturan lalu lintas yang baik, iring-iringan berjalan lancar dan tidak mengganggu aktivitas warga lainnya. Ini menunjukkan sinergi yang baik antara Polri dan masyarakat dalam menjaga tradisi dan ketertiban.”
Tradisi nyongkolan sendiri merupakan bagian penting dari upacara pernikahan adat Sasak di Lombok. Prosesi ini menjadi simbol kebahagiaan dan kebersamaan keluarga serta masyarakat dalam menyambut pengantin baru. Iring-iringan yang meriah dengan musik Gendang Beleq tidak hanya memeriahkan suasana, tetapi juga menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan.