Melambung di Langit Bali, Layang-layang Tradisional Penuh Makna

Layang-layang Bali, Warisan Udara yang Tak Pernah Padam
Sumber :
  • https://etnis.id/layang-layang-yang-dijaga-kelestariannya-di-bali/#:~:text=Di%20Bali%2C%20terdapat%20kisah%20mitologi,dewa%20saat%20musim%20panen%20tiba.

- Janggan: Layang-layang berbentuk naga dengan ekor sangat panjang yang bisa mencapai puluhan meter. Jenis ini dianggap sakral dan terkait erat dengan kepercayaan Hindu di Bali.

 

Bentuk layang-layang tradisional dari dulu tidak berubah, hanya teknik pembuatannya yang berkembang. Hal ini karena masyarakat Bali menghormati apa yang telah diberikan oleh leluhur secara turun-temurun. Layang Be-bean, Pecukan, dan Janggan merupakan tiga jenis layang-layang tradisional Bali yang sudah sangat dikenal. Ada beberapa layangan asli pulau Dewata Bali, di antaranya layangan Bebean, layangan Pecukan, dan layangan Janggan.

 

Makna Spiritual dan Filosofis

 

Bagi masyarakat Bali, layang-layang tidak hanya terdiri dari rangka dan benang, melainkan dianggap memiliki tulang, tubuh, dan roh. Layang-layang Janggan, misalnya, dipercaya sebagai perwujudan dari naga Basuki—penjaga keseimbangan dunia dalam kepercayaan Hindu Bali. Kepercayaan ini menjadikan setiap proses penerbangan layang-layang sebagai bentuk komunikasi spiritual dengan alam dan para dewa.