Upacara Otonan di Bali Sebagai Wujud Syukur dan Penyucian Diri

Masyarakat Bali Menjaga Tradisi Otonan Secara Turun Menurun
Sumber :
  • https://whatsnewindonesia.com/ Link: https://whatsnewindonesia.com/bali/feature/education/birth-hereditary-understanding-significance-balinese-otonan-ceremony

 

Upacara ini biasanya dilengkapi dengan sarana seperti banten pejati, segehan, dan sesayut pawetuan, serta pemakaian benang putih sebagai simbol kelenturan dan kelurusan hati. Selain itu, mantra-mantra sakral dibacakan oleh orang tua atau pemangku untuk memohon keselamatan dan kebijaksanaan hidup bagi sang anak.

 

Menariknya, Otonan tidak harus dilakukan secara mewah; nilai spiritual lebih diutamakan daripada tampilan lahiriah. Yang terpenting adalah esensi rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi serta pembelajaran etika bagi anak agar tumbuh menjadi pribadi yang santun dan welas asih.

 

Otonan bukan sekadar ritual, melainkan cerminan dari ajaran hidup yang mendalam: bahwa hidup adalah anugerah yang patut disyukuri dan dijalani dengan penuh kesadaran. Melalui Otonan, masyarakat Bali diajak untuk kembali ke jati diri, menjaga harmoni dengan semesta, dan terus menyucikan langkah dalam perjalanan hidup.