Kulkul Digital, Geliat Komunitas Muda Bali Melestarikan Tradisi di Era Metaverse

Simbol tradisi menuju ikon digital di era Metaverse
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/the-bale-kulkul-pavilion-in-bali-indonesia-12498726/

Budaya, VIVA Bali – Di tengah derasnya arus transformasi digital, tradisi Bali yang telah berusia ratusan tahun justru menemukan “nafas baru” lewat inisiatif-inisiatif komunitas muda yang memanfaatkan teknologi Metaverse, blockchain, dan NFT. Salah satu wujud revolusioner adalah Kulkul Digital: sebuah gerakan kolaboratif yang mengusung kearifan lokal Bali dengan kulkul sebagai ikon ke ruang virtual, tanpa menghapus makna sakral dan sosialnya di kehidupan nyata.

Warisan Kearifan Lokal, Kulkul Bali

Kulkul, semacam “drum” tradisional terbuat dari bambu, menjadi sarana komunikasi dan simbol solidaritas masyarakat desa di Bali. Dari panggilan upacara adat hingga sistem peringatan lokal, bunyi kulkul menandai ritme hidup warga. Selama ini, kulkul dicitrakan sebagai wujud harmoni antara manusia, alam, dan leluhur nilai-nilai yang hendak diabadikan oleh generasi muda inventive.

Dari Desa ke Blockchain, Quantum Temple dan NFT Budaya

Pada awal 2023, platform Web3 Quantum Temple menggandeng sebelas komunitas lokal di Bali termasuk Jatiluwih dan Pura Besakih untuk merekam ragam budaya dalam karya video NFT berjudul The Paths to Alango. Melalui inisiatif ini, masyarakat desa tak hanya berperan sebagai narasumber, tetapi juga memetik royalti dari setiap transaksi NFT warisan budaya mereka. Langkah ini dipandang efektif sebagai:

1. Konservasi Digital: Dokumentasi tinggi resolusi budaya Bali.

2. Pemberdayaan Ekonomi: Royalti transparan untuk komunitas.

3. Promosi Pariwisata: Menarik kolektor global untuk “menjelajah” Bali di Metaverse.