Mengenal Tradisi Ngelawang dan Barong Bangkung

Tradisi ngelawang untuk menolak energi negatif
Sumber :
  • https://visitbali.id/property/ngelawang-barong-bangkung-dancing-around-the-village-to-prevent-bad-luck

Gumi Bali, VIVA Bali – Tradisi budaya Bali kaya akan simbolisme dan makna spiritual, salah satunya tercermin dalam ritual Ngelawang dan penggunaan barong Bangkung. Keduanya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan gaib, serta melestarikan nilai-nilai leluhur yang diwariskan secara turun-temurun.

Istilah Ngelawang berasal dari kata "lawang" yang berarti pintu. Tradisi ini adalah upacara sakral dimana barong diarak dari satu rumah ke rumah lain di desa. Tujuannya adalah untuk menolak energi negatif, mengusir roh jahat, mendapatkan keselamatan dan berkah bagi warga. Ritual ini umumnya dilaksanakan saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, dengan iringan musik gamelan batel bebarongan. Anak-anak dan remaja yang tergabung dalam kelompok seni (sekaa) biasanya menjadi penari barong dan berkeliling kampung.

Barong Bangkung merupakan salah satu varian barong yang menyerupai wujud babi hutan. Dalam bahasa Bali, "bangkal" merujuk pada babi jantan, sedangkan "bangkung" adalah babi betina. Barong ini dipercaya sebagai makhluk mitologis pelindung dari kekuatan jahat. Barong Bangkung kerap ditampilkan dalam tradisi Ngelawang, terutama oleh kalangan anak-anak. Tarian ini dimainkan oleh dua orang yang membawa barong keliling desa dengan iringan musik gamelan, melambangkan simbol pelindung yang diyakini membawa kesejahteraan dan menangkal marabahaya.

Perbedaan mendasar antara Ngelawang Barong dan Barong Bangkung terletak pada bentuk dan fungsinya. Ngelawang Barong adalah sebuah tradisi atau prosesi spiritual yang melibatkan arak-arakan barong keliling desa. Sementara itu, Barong Bangkung adalah salah satu jenis barong berbentuk babi hutan yang biasa digunakan dalam pelaksanaan tradisi Ngelawang tersebut.

Dengan memahami perbedaan dan makna di balik Ngelawang dan Barong Bangkung, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Pelestarian tradisi ini tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas budaya masyarakat Bali di tengah arus modernisasi.