Desa Wisata Wae Rebo! Desa Adat di Atas Awan, Warisan Budaya Dunia dari Flores

Desa Wisata Wae Rebo
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/B-Gi1QpnIg3/?igsh=NnJzNm94djY1MHEx

Wisata, VIVA Bali – Indonesia dikenal kaya akan destinasi wisata budaya yang memikat dunia, dan salah satunya adalah Desa Adat Wae Rebo. Terletak di Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, desa ini sering dijuluki desa di atas awan karena lokasinya yang berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut.

Intip Keindahan Wisata Alam Kebun Teh Kaligua Brebes Yang Legendaris

Wae Rebo menawarkan keindahan alam pegunungan tropis yang masih asri, sekaligus menghadirkan pengalaman otentik kehidupan tradisional masyarakat Manggarai. Keunikan rumah adat berbentuk kerucut bernama Mbaru Niang menjadikan desa ini istimewa hingga akhirnya mendapat pengakuan dunia dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012.

Sejarah Berkembangnya Pariwisata di Wae Rebo

Awalnya, Wae Rebo adalah desa terpencil yang hanya dikenal oleh masyarakat sekitar. Namun, sejak tahun 1980-an mulai ada wisatawan asing yang datang, di antaranya Simon dan Claus (Amerika & New Zealand) pada 1984, kemudian fotografer Jepang Matsuda Shuikhi pada 1994.

Wisata Dusun Kuliner Batu! Cek Tiket Masuk dan Akses Jalan Menuju Wisata Bak Negeri Dongeng

Publikasi tentang Wae Rebo semakin luas setelah antropolog Inggris Catherine Allerton menulis penelitiannya. Tahun 1998, pemerintah daerah Manggarai memberikan dana renovasi untuk dua Mbaru Niang.

Puncaknya pada tahun 2007, National Geographic Traveller menulis tentang Wae Rebo dengan dukungan UNESCO, sehingga desa ini dikenal luas secara internasional. Dukungan revitalisasi juga datang dari arsitek Yori Antar bersama Yayasan Rumah Asuh yang membantu melestarikan Mbaru Niang.

3 Destinasi Wisata Bandung! Nomor 2 Wajib Masuk Daftar Liburanmu

Kini, Wae Rebo menjadi ikon ekowisata berbasis masyarakat yang sukses mengangkat kesejahteraan warga sekaligus menjaga kelestarian adat.

Keunikan dan Daya Tarik Wae Rebo

Arsitektur Mbaru Niang: Rumah adat berbentuk kerucut dengan atap dari ijuk, simbol harmoni manusia dengan alam dan ikatan kekerabatan masyarakat Manggarai.

Keindahan Alam: Dikelilingi hutan tropis, lembah, dan pegunungan berkabut yang membuat desa seolah terapung di atas awan.

Budaya Lokal: Wisatawan bisa menyaksikan upacara adat Penti atau ritual lainnya, sekaligus berinteraksi dengan warga yang masih memegang teguh nilai leluhur.

Warisan Dunia: Pengakuan dari UNESCO pada 2012 menegaskan nilai universal desa ini sebagai warisan budaya.

Aktivitas Wisata yang Bisa Dilakukan

  1. Trekking menuju desa, melewati jalur hutan tropis dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
  2. Menginap di Mbaru Niang (homestay tradisional) untuk merasakan kehidupan pedesaan Manggarai.
  3. Mengikuti tradisi lokal, seperti menyaksikan upacara adat, belajar kerajinan, atau mencicipi kopi khas Flores.
  4. Bird watching & fotografi, karena hutan di sekitar desa menjadi habitat burung endemik Flores.
  5. Ekowisata budaya, yakni hidup berdampingan bersama warga dan memahami nilai-nilai kearifan lokal.

Amenitas dan Fasilitas

Meski berada di pelosok, Wae Rebo sudah memiliki fasilitas penunjang:

Homestay berupa Mbaru Niang yang tetap mempertahankan bentuk aslinya.

Toilet umum & air bersih dari mata air pegunungan.

Pos jaga & pusat informasi untuk wisatawan.

Kelompok masyarakat yang mengelola homestay, makanan, serta pemandu wisata.

Akses Menuju Wae Rebo

Udara: Terbang ke Bandara Ruteng atau Labuan Bajo.

Darat: Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Denge (titik akhir kendaraan).

Trekking: Dari Desa Denge, pengunjung berjalan kaki sekitar 2 jam menanjak untuk sampai ke Wae Rebo.

Jam operasional: 04.00 WITA – 16.00 WITA.

Dengan perpaduan alam indah, arsitektur unik, dan budaya yang tetap lestari, Wae Rebo bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga ikon pelestarian warisan leluhur Indonesia. Bagi wisatawan, perjalanan menuju Wae Rebo adalah pengalaman spiritual sekaligus petualangan, yang meninggalkan kesan mendalam akan harmoni antara manusia, budaya, dan alam.