Ngantor Sambil Liburan? Digital Nomads Pilih Bali!
- https://www.ohanaretreatbali.com/digital-nomad-in-canggu-the-remote-working-mecca-in-bali/
Lifestyle, VIVA Bali – Bali, sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia, kini juga menjadi magnet bagi para digital nomads dari seluruh dunia. Bukan hanya karena keindahan alam dan budaya yang kaya, tetapi juga karena infrastruktur remote working yang semakin berkembang.
Pulau Dewata dan Perkembangan Digital Nomads
Fenomena digital nomad di Bali telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tak lepas dari peran pemerintah dan pelaku industri pariwisata dalam menyambut perubahan tren kerja global.
Menurut laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, "Digital Nomad kini menjadi bagian dari tren pariwisata global yang berpotensi besar untuk Indonesia." Kehadiran mereka tidak hanya mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku ekonomi lokal untuk berkembang.
Tren Co-working Space di Canggu, Ubud dan Uluwatu
Bekerja bersama dalam ruang terbuka yang terang dan asri
- https://citizenremote.com/co-living/dojo-bali-coliving-and-coworking-space-in-canggu/
Kehadiran co-working space di Bali bukan sekadar menyediakan tempat kerja, tapi juga membangun komunitas kolaboratif. Setiap kawasan memiliki ciri khas tersendiri yang menarik tipe digital nomads berbeda.
Menurut laman Bali In Your Hands, Dojo Bali di Canggu dan Hubud di Ubud menjadi destinasi favorit para pekerja remote, karena menawarkan ruang kerja yang nyaman serta suasana komunitas yang mendukung kolaborasi. Para pengguna tidak hanya datang untuk bekerja, tetapi juga membangun jejaring, mengikuti workshop dan terlibat dalam kegiatan sosial lokal.
Dalam artikel NIV Travel, disebutkan bahwa “Canggu, Ubud dan Uluwatu kini menjadi rumah bagi komunitas global digital nomads yang mencari produktivitas sekaligus petualangan.”
Biaya Hidup Terjangkau dan Gaya Hidup Seimbang
Kombinasi antara lingkungan yang santai dan harga yang masuk akal menjadi daya tarik tersendiri. Banyak digital nomads merasa lebih bisa menjaga keseimbangan hidup di Bali.
Situs heavnn.io menuliskan bahwa “Dengan sekitar USD 1.000 per bulan, kamu sudah bisa tinggal nyaman di Bali, termasuk sewa, makanan sehat, transportasi, dan coworking.”. Bali juga menawarkan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Pantai, alam terbuka, kuliner sehat dan komunitas yang suportif menjadikan Bali lebih dari sekadar tempat bekerja, tapi juga tempat untuk berkembang secara pribadi.
Dukungan Visa dan Pemerintah
Pemerintah Indonesia mulai membuka jalan legalitas bagi para digital nomads yang ingin tinggal lebih lama di Indonesia. Langkah ini menunjukkan keseriusan dalam menyambut peluang ekonomi dari sektor ini.
Menurut laman resmi eVisa Imigrasi Indonesia, “Visa tinggal terbatas (ITAS) dapat diberikan kepada orang asing yang melakukan pekerjaan secara remote di Indonesia dengan sponsor perusahaan atau lembaga.”
Peran Swasta dan Ekosistem Digital
Bali tidak hanya mengandalkan pariwisata, tetapi juga mendorong kolaborasi antara sektor swasta dan komunitas kreatif. Hal ini turut memperkuat ekosistem ekonomi digital di Pulau Dewata.
Dalam akun Instagram @kemenparekraf.ri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyampaikan bahwa Bali menjadi role model untuk digital nomads yang menginginkan suasana kerja yang produktif namun tetap menyenangkan.