Kemacetan Kendaraan Menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Tembus 30 Kilometer, Herman: Antrian Sudah Sampai Mbajul!
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Bali –Lebih dari 24 jam kemacetan terjadi di Kabupaten Banyuwangi pada ribuan kendaraan yang akan memasuki Kabupaten Banyuwangi dari arah utara. Ekor kemacetan sendiri sudah lebih dari 30 kilometer dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Belum diketahui pasti kapan kemaetan tersebut akan mampu terurai.
Deretan truk ini terparkir rapi di sepanjang jalan pantura di wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kamis, 17 Juli 2025.
Setengah median jalan tidak bisa digunakan karena digunakan sebagai lokasi truk parkir yang akan memasuki Kabupaten Banyuwangi dari arah utara.
Bukan hanya truk, ribuan kendaraan kecil dan bus juga ikut terjabak antrian kendaraan selama lebih dari 24 jam terakhir.
“Saya mulai kemarin sore sudah terkena antrian tapi sampai sekarang adzan duhur masih belum bisa masuk Pelabuhan Ketapang. Dari ini, kira-kira lebih dari 10 kilometer jaraknya,” cerita seorang pengemudi truk, Gede Agung.
Hal yang sama juga dirasakan oleh sebuah keluarga dari Depok yang akan menyeberang ke Pulau Bali bersama seluruh anggota keluarganya.
“Anak saya yang kecil rewel dari tadi. Mamanya harus naik turun dari mobil untuk meredakan tangis anak saya,” aku pengemudi dari Depok, Jawa Barat Nahyudi.
Hingga pukul 13:00 Wib, antrian kendaraan sudah mencapai Desa Bajulmati yang memiliki jarak lebih dari 30 kilometer dari Pelabuhan Ketapang.
“Sekarang antrian sudah nyampe Mbajul (Desa Bajulmati),” ujar warga Dusun Galekan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur Herman.
Antrian kendaraan sendiri akibat adanya pengurangan jumlah kapal yang beroperasi di penyeberangan Ketapang Gilimanuk.
Sedikitnya ada 15 kapal yang dilarang beroperasi akibat dinyatakan tidak layak melakukan pelayaran karena dianggap membahayakan.
Penertiban dilakukan pihak terkait pasca terjadinya musibah kapal tenggelam yang dialami KMP Tunu Pratama Jaya yang menelan korban jiwa cukup banyak.
Bahkan hingga saat ini masih banyak korban KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan saat melakukan pelayaran di selat Bali