Program Kampung Iklim, Gerakan Iklim dari Warga untuk Warga
- https://images.pexels.com/photos
Lifestyle, VIVA Bali – Program Kampung Iklim atau ProKlim merupakan program nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis komunitas. Program ini mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk menghadapi ancaman krisis iklim dengan langkah konkret di tingkat lokal.
Program ini menyasar wilayah RW, dusun, desa, atau kelurahan yang aktif melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dan penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Lokasi-lokasi tersebut kemudian diusulkan untuk mengikuti proses verifikasi dan registrasi melalui Sistem Registri Nasional (SRN) ProKlim yang dikelola langsung oleh KLHK.
ProKlim menekankan dua pendekatan utama, yakni adaptasi dan mitigasi. Adaptasi mencakup kegiatan seperti pembuatan sumur resapan, pengelolaan air hujan, pertanian ramah iklim, serta edukasi kesehatan lingkungan untuk mencegah penyakit akibat perubahan iklim.
Sementara itu, mitigasi dilakukan melalui pengelolaan sampah terpadu, pemanfaatan energi terbarukan seperti biogas dan panel surya, serta penanaman pohon. Semua kegiatan ini bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak iklim.
KLHK memberikan penghargaan kepada wilayah yang dinilai berhasil dalam pelaksanaan ProKlim melalui kategori Pratama, Madya, Utama, hingga Lestari. Proses penilaian mempertimbangkan konsistensi program, partisipasi warga, hingga keberlanjutan dampak lingkungannya.
Selain itu, pemerintah daerah, perusahaan, dan organisasi yang mendukung pelaksanaan ProKlim juga mendapatkan apresiasi khusus dari KLHK. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan ProKlim tidak hanya bergantung pada masyarakat, tetapi juga kolaborasi lintas sektor.
Beberapa kota telah menunjukkan keberhasilan implementasi ProKlim. Kota Bekasi, misalnya, memiliki 29 lokasi aktif ProKlim yang tersebar di berbagai RW. Sementara itu, Kota Pontianak melalui Kelurahan Bansir Laut dan Siantan Tengah mendapatkan penghargaan ProKlim Madya berkat program lingkungan dan edukasi masyarakat yang konsisten.
Kegiatan seperti pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga, penanaman pohon produktif, serta pembangunan bank sampah menjadi andalan di berbagai daerah tersebut.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan lingkungan menjadi aspek penting yang mendorong keterlibatan warga. Berdasarkan penelitian, penggunaan panduan sederhana dan media edukatif dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap isu perubahan iklim dan mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam program ProKlim. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan aksi warga tidak muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari edukasi yang berkelanjutan.
ProKlim bukan hanya program pemerintah, tetapi juga gerakan kolektif masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Dengan menjadikan lingkungan sebagai tanggung jawab bersama, ProKlim membuktikan bahwa adaptasi iklim dapat dimulai dari halaman rumah sendiri.