Africa Van Java, Taman Nasional Baluran yang Menawarkan Pesona Sabana Afrika di Jawa Timur
- https://www.instagram.com/p/CyLE62CrM56/?igsh=MmE5azJ4Nnh0c2hu
Wisata, VIVA Bali –Jawa Timur memiliki destinasi ekowisata ikonik yang menawarkan pengalaman safari alam liar, yaitu Taman Nasional Baluran. Terletak di wilayah Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, taman nasional ini dinamai dari Gunung Baluran yang menjadi latar utamanya. Branding "Africa Van Java" muncul karena panorama sabananya yang tandus saat kemarau mirip daratan Afrika, sementara musim hujan menyajikan hijau mempesona dengan latar gunung. Luas total 25.000 ha dengan vegetasi dominan sabana (sekitar 40% dari total luas), hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan hijau abadi, menjadi habitat bagi satwa endemik seperti kerbau, banteng, rusa, kera, lutung, merak, ular, serta berbagai burung kecil (wikipedia.org).
Pembangunan Taman Nasional Baluran ini dilansir dari wikipedia.org, dilatarbelakangi yang awalnya ditetapkan sebagai hutan lindung pada tahun 1930 oleh Direktur Kebun Raya Bogor, K.W. Dammerman, kemudian statusnya diubah menjadi suaka margasatwa pada 25 September 1937 oleh Gubernur Hindia Belanda. Diresmikan sebagai taman nasional pada 6 Maret 1980 oleh Menteri Pertanian dan dikukuhkan lagi pada tahun 1997 oleh Menteri Kehutanan, Taman Nasional Baluran dikelola melalui dua seksi utama: Seksi Pengelolaan Wilayah I Bekol (meliputi Bama, Lempuyang, dan Perengan) serta Seksi Pengelolaan Wilayah II Karangtekok (meliputi Watu Numpuk, Labuhan Merak, dan Bitakol). Dengan pembagian zona yang terstruktur yakni zona inti (12.000 ha), rimba (5.537 ha), pemanfaatan intensif (800 ha), khusus (5.780 ha), dan rehabilitasi (783 ha).
Pengelola terus mempromosikan branding "Africa Van Java" untuk menarik wisatawan, dengan akses dari pusat Kota Surabaya memakan waktu sekitar 5 jam atau lebih dari 200 km melalui Jalan Pantai Utara Jawa Timur, memasuki gerbang di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Jalan Raya Banyuwangi-Situbondo KM 35, dan dilanjutkan 30 menit ke Savana Bekol di mana pengunjung dapat menyaksikan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) serta burung langka. Saat ini, kawasan ini menjadi ikon konservasi alam unik di Indonesia, dengan kekayaan fauna mencakup 28 jenis mamalia, 189 jenis aves, reptilia, dan pisces, di mana 47 di antaranya merupakan spesies langka yang dilindungi undang-undang (indonesiakaya.com).
Hingga saat ini, sejumlah daya tarik wisata telah terbentuk di Taman Nasional Baluran, antara lain: Savana Bekol dengan rerumputan dan pepohonan eksotis sebagai habitat utama satwa seperti banteng (Bos javanicus), rusa (Cervus timorensis), kera ekor panjang, dan burung; keindahan bawah laut di Bama; serta spot ikonik seperti Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, dan Pandean atau Candi Bang. Selain itu, kekayaan flora mencakup 444 spesies dari 87 famili, termasuk tumbuhan eksotis seperti ketapang (Terminalia catappa), gebang (Corypha utan), dan mimbo (Azadirachta indica) yang berguna sebagai obat serta mendukung ekosistem mangrove, menambah daya tarik wisata alam baru di Kabupaten Situbondo (situbondokab.go.id). Taman Nasional Baluran menawarkan pengalaman wisata yang menggabungkan pesona sabana mirip Afrika dengan kekayaan hayati endemik Indonesia melalui spot alam dan pengamatan satwa.