Pesona Kampung Wisata Tamansari yang Menjadi Penyangga Kraton Yogyakarta

Suasana Kampung Wisata Tamansari
Sumber :
  • @tmalkhalid_oo/https://www.instagram.com/p/BcpSTNtHWPy/

Wisata, VIVA BaliKampung wisata Tamansari secara kewilayahan berada di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton. Secara toponim, nama Tamansari diyakini berasal dari Pesanggrahan Tamansari.

Kampung wisata Tamansari menempati lokasi yang sangat strategis karena berada di kawasan Obyek Wisata Tamansari (Water Castle) sekaligus masih dalam lingkungan besar Kraton Kasultanan Yogyakarta. Tidak heran, keberadaan kampung ini memiliki fungsi penting sebagai penyangga kawasan wisata sejarah tersebut.

Berdasarkan data dari pihak Kraton maupun Balai Pelestarian Bangunan dan Cagar Budaya, kawasan Tamansari dulunya merupakan sebuah danau luas atau segara anakan. Danau ini dilengkapi parit buatan yang menghubungkan Tamansari dengan bangunan inti Kraton melalui jalur segaran.

Pembangunan Pesanggrahan Tamansari diperkirakan dimulai pada tahun 1758 M dengan penanda candra sengkala catur naga rasa tunggal. Proyek besar itu dipimpin langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Sementara pelaksanaannya dipercayakan kepada Bupati Madiun, Raden Rangga Prawirasentika, dan konstruksinya digarap oleh Bupati Kyai Tumenggung Mangoendipoero. Sejak awal, Pesanggrahan Tamansari bukan sekadar tempat peristirahatan, melainkan juga memiliki fungsi pertahanan.

Namun secara filosofis, bangunan ini sarat makna. Taman dan kolam indah menggambarkan kesenangan duniawi, sementara keberadaan Sumur Gemuling dengan mihrab untuk shalat merepresentasikan nilai spiritual. Dengan begitu, Tamansari menjadi simbol ujian manusia dalam menyeimbangkan kenikmatan dunia dan tuntunan Ilahi.

Kini, kampung wisata Tamansari berkembang menjadi destinasi berbasis budaya dan heritage. Atraksi batik pranting, lukis batik, serta kawasan unik bernama Kampung Cyber menambah daya tariknya. Di Kampung Cyber, hampir seluruh warga terkoneksi jaringan internet sehingga berbagai kegiatan sosial dapat dilakukan secara daring.

Selain itu, warga aktif menjaga lingkungan melalui gerakan “green and clean” dengan membuat taman di sudut-sudut kampung serta menanam tanaman langka. Tidak sedikit pula rumah warga yang disulap menjadi rest area atau warung kopi sederhana. Suasana hangat kampung berpadu dengan interaksi sosial membuat pengalaman berwisata terasa berbeda.

Untuk memperkuat identitas wisata, setiap tahun digelar Festival Tamansari di halaman plaza depan kompleks Tamansari. Festival ini menampilkan rangkaian acara, mulai dari kenduri, kirab budaya, hingga pentas seni rakyat seperti tari klasik, musik keroncong, dan gejog lesung.

Ajang tersebut bukan hanya hiburan, melainkan juga wadah regenerasi melalui komunitas Bala Muda Taman yang melibatkan generasi muda dalam tata kelola wisata. Dengan perpaduan sejarah, budaya, teknologi, dan kreativitas warga, Kampung Wisata Tamansari terus tumbuh menjadi destinasi yang tak hanya memikat wisatawan, tetapi juga memperkuat identitas Yogyakarta sebagai kota berbudaya.