Dampak MotoGP Mandalika Mulai Terasa, Ekonomi NTB Langsung Ngebut
- Ramli Ahmad / VIVA Bali
Mataram, VIVA Bali –Geliat ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali terasa di MotoGP Mandalika 2025. Dari kawasan perbelanjaan hingga warung pinggir jalan, aktivitas warga terlihat meningkat tajam. Semua sektor ikut bergerak.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia, menyebut ajang MotoGP menjadi pemicu langsung bagi perputaran ekonomi daerah. Ia menilai dampak ekonomi dari event internasional ini tak hanya dirasakan di sekitar sirkuit, tapi juga di berbagai wilayah penyangga.
“Setiap kali event besar seperti MotoGP digelar, ekonomi lokal langsung hidup. Masyarakat di semua lini ikut bergerak, dari pedagang kecil, transportasi, hingga perhotelan,” kata Aulia, saat memantau aktivitas ekonomi di kawasan Mandalika, Minggu 5 Oktober 2025.
Pantauan di lapangan menunjukkan, arus kendaraan menuju Mandalika mulai padat sejak pagi. Hotel-hotel di Lombok Tengah nyaris penuh. Bahkan sejumlah penginapan alternatif sudah tak memiliki kamar kosong.
Menurut Aulia, kondisi itu menggambarkan dynamic connection yang terbentuk secara alami. Semua sektor ekonomi saling terhubung dan bergerak bersamaan mengikuti ritme event internasional.
“Begitu penonton berdatangan, efek domino langsung terasa. Dari makanan, transportasi, hingga penjualan suvenir, semua ikut terkerek,” jelasnya.
Di kawasan perdagangan, toko oleh-oleh dan kios makanan tradisional diserbu pembeli. Para pedagang mengaku omzet melonjak hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa. Aktivitas ekonomi terasa hingga ke tingkat rumah tangga.
Warga sekitar juga tak mau ketinggalan. Banyak yang membuka parkiran, menjual makanan cepat saji, hingga menyewakan rumah sebagai homestay. Mereka memanfaatkan momentum MotoGP untuk menambah pendapatan.
“Ini bukti bahwa event besar seperti MotoGP bisa memberi manfaat luas. Tidak hanya sektor pariwisata, tapi juga ekonomi masyarakat,” tambah Aulia.
Ia memastikan Dinas Pariwisata NTB terus memantau pergerakan wisatawan dan menjaga layanan publik tetap optimal. Pemerintah daerah juga menggandeng pelaku usaha agar tetap menjaga kualitas produk dan pelayanan bagi wisatawan.
“MotoGP bukan cuma tontonan. Ini peluang ekonomi yang harus dijaga dan dikembangkan. Lombok sudah membuktikannya,” tutup Aulia.