Baru Sebulan Beroperasi Majelis Taklim Ciomas Runtuh, Begini Cerita Korban

Majelis Taklim di Ciomas ambruk dan menelan korban jiwa
Sumber :
  • Tangkapan Layar Video

Bogor, VIVA Bali –Baru sebulan berdiri, Majelis Taklim Ciomas tiba-tiba ambruk. Suara jeritan, debu, dan kepanikan menyelimuti. Korban bercerita tentang momen yang tak terlupakan itu. 

Suasana khusyuk pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampung Ciapus, Desa Sukamakmur, Ciomas, Kabupaten Bogor, tiba-tiba berubah menjadi tragedi memilukan. 

Sebuah bangunan Majelis Taklim Ashobiyyah yang baru selesai dibangun sebulan lalu runtuh mendadak sekira pukul 09.30 WIB. 

Puluhan jemaah yang sebagian besar ibu-ibu langsung tertimpa reruntuhan, menciptakan kepanikan di tengah suasana peringatan yang seharusnya penuh berkah.

Melansir dari video warga yang dibagikan instagram @infobogor24jam, salah satu korban selamat, Nyai menuturkan kejadian berlangsung begitu cepat. 

“Bangunan tiba-tiba bergetar, dan dalam sekejap semuanya runtuh,” ujar Nyai sambil menahan rasa sakit akibat patah tulang kaki yang dideritanya.

Warga lain, Koyah menambahkan, pengajian baru berjalan sekitar satu jam ketika suara “krek krek” terdengar, diikuti gemuruh runtuhnya atap dan tiang coran bangunan.

Putra Koyah, Ikbar, memperkirakan ambruknya bangunan disebabkan tiang penahan yang berada di atas mata air rusak, sehingga bangunan di atasnya langsung jatuh ke bawah. 

“Tiang coran ancur, makanya bangunan langsung ambruk,” jelas Ikbar. Minggu, 7 September 2025.

Data sementara dari RSUD Kota Bogor mencatat tiga korban meninggal dunia, yakni Mariyah, Sawitah, dan Linda, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka. 

Sejumlah korban dibawa ke RSUD Kota Bogor, RS PMI, RSUD Ciawi, RSUD Karya Bakti Pertiwi, RS Marzoeki Mahdi, Klinik Arafah, Klinik Sukamaju, serta Puskesmas Ciomas

Dokter jaga IGD RSUD Kota Bogor, dr. Adhita Nurfitriani, menyebut bahwa banyak korban mengalami patah tulang, memar, dan cedera kepala.

BPBD Kabupaten Bogor melaporkan, total korban luka-luka mencapai 82 orang, yang kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat. 

“Kami terus memantau perkembangan kondisi korban dan memberikan bantuan logistik,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik, M. Adam Hamdani.

Warga sekitar pun mengaku masih terguncang.

Siti salah satu jamaah, menceritakan bagaimana ia melihat atap dan tiang bangunan menimpa teman-temannya.

“Saya sempat menjerit dan menarik tangan beberapa orang supaya keluar dari reruntuhan. Tapi ada yang tertimpa papan dan coran, tidak sempat selamat,” ungkap Siti dengan mata berkaca-kaca.

Tim SAR gabungan, dibantu warga, bekerja cepat mengevakuasi puing-puing dan mencari korban yang mungkin masih terperangkap.

Puluhan warga yang selamat masih shock, beberapa di antaranya trauma dan membutuhkan pendampingan psikologis. 

Keluarga korban, yang baru saja kehilangan orang tercinta, berusaha tegar di tengah duka.