Duyung Betina Ditemukan Mati dan Terdampar di Pantai Perancak

Bangkai Ikan Duyung (Dugong) ditemukan di Pantai Perancak
Sumber :
  • dok BKSDA Bali/VIVA Bali

Jembrana, VIVA Bali – Mamalia laut jenis Duyung atau Dugong ditemukan terdampar di Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali. Duyung yang memiliki nama latin Dugong Dugon saat ditemukan sudah dalam kondisi mati.

Penemuan bangkai mamalia laut jenis Duyung tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Perancak, I Nyoman Wijana. Menurutnya pertama kali bangkai ikan tersebut ditemukan oleh nelayan setempat tidak terlalu jauh dari lokasi penangkaran dan konservasi penyu Kurma Asih.

“Ditemukan Sabtu kemarin oleh nelayan, sudah dilakukan pemeriksaan oleh petugas dan bangkainya sudah dikubur,” ungkapnya pada Bali.viva.co.id saat dihubungi via WhatsApp pada Minggu 20 Juni 2025.  

 

petugas kubur bangkai Dugong

Photo :
  • dok BKSDA Bali/VIVA Bali

 

Sementara itu Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, mengungkapkan bangkai mamalia laut tersebut ditemukan sekitar pukul 06.40 Wita dan dilaporkan ke KSDA Bali melalui Resor Jembrana sekitar pukul 07.15 Wita. Selanjutnya tim Resor Jembrana bersama tim dokter hewan dari Yayasan Jaringan Satwa Indonesia melakukan identifikasi dan evakuasi satwa.

“Jenisnya merupakan mamalia laut jenis Dugong atau Duyung dengan nama latin Dugong dugon. Mamalia laut tersebut berjenis kelamin betina dengan panjang badan 2,56 meter dan lebar 1,6 meter,” ungkap Hendratmoko dalam rilis yang diterima Bali.viva.co.id.

Terhadap bangkai Duyung tersebut juga dilakukan bedah bangkai (nekropsi) untuk mengetahui penyebab kematian satwa tersebut. Tim dokter menemukan hasil nekropsi secara fisik pada salah satu satwa dilindungi tersebut menunjukkan adanya tidak normal (abnormalitas) pada sistem respirasi (pernafasan), serta berupa peradangan dan perubahan warna. Penanganan selanjutnya terhadap bangkai satwa Dugong tersebut dilakukan dengan penguburan di lokasi terdamparnya Dugong tersebut.

“Ada temuan dari hasil nekropsi, mungkin itu menjadi salah satu penyebab matinya satwa tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan kita sudah kubur bangkai durung tersebut tidak jauh dari dilokasi ditemukan,”bebernya.

Hendratmoko, memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah melaporkan dan membantu selama proses identifikasi dan evakuasi satwa tersebut.