Begini Cara Pengemudi Truk Agar Tidak Terjebak Antrian Menuju Pelabuhan Ketapang

Kendaraan parkir di areal SPBU Desa Alasrejo
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Bali –Kemacetan kendaraan yang menuju Pelabuhan Ketapang yang semakin parah membuat pengemudi truk memutar otak agar tidak jenuh terjebak dalam antrian. Bebeberapa pengemudi memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan sejenak daripada kelelahan di jalan saat terjebak antrian dalam waktu yang sangat lama. 

Memarkirkan kendaraan di SPBU terdekat menjadi pilihan pengemudi yang menuju Pulau Bali melalui Pelabuhan Penyeberangan Ketapang. Kamis, 17 Juli 2025. 

Seperti yang dilakukan sejumlah pengemudi truk dari luar kota yang memilih beristirahat di areal SPBU Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. 

Penumpang kendaraan dari luar kota istirahat di SPBU Alasrejo

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Sebagian besar kendaraan yang parkir di tempat ini berjenis truk dengan muatan penuh dengan tujuan Pulau Bali serta Pulau Lombok. 

“Kalau ikut antrian, tetap saja tidak jalan tapi kita tidak bisa istirahat dengan baik. Takut kalau tidur nyenyak, susah dibangunin saat antrian jalan. Tapi saat bangun, antrin hanya jalan sejengkal,” keluh pengemudi truk asal Ciamis, Nana Supriyatna. 

Hal yang sama juga dikeluhkan pengemudi lain yang juga kebingungan saat terjebak antrian yang cukup parah di Kabupaten Banyuwangi. 

“Ini saya bawa barang milik orang, dari tadi orangnya sudah telp terus tanya posisi karena barangnya ditunggu. Kalau sampai terlambat tiba di tujuan, bisa kena complain dan denda,” ujar pengemudi lainya, Irwandoyo Effendi. 

Pembengkakan pengeluaran saat terjebak antrian, juga kini mengahantui pengemudi truk karena lebih lambat tiba di tempat tujuan. 

Antrean kendaraan di depan SPBU Wongsorejo, Banyuwangi

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

“Bayangkan saja. Dalam kondisi wajar, pengeluaran hanya bisa mencukup 3 hari namun akibat macet seperti ini pasti membengkak. Kalau sampai seminggu, bisa-bisa uang solar kita pakai makan,” tutur pengemudi lain, Sukamto. 

Akibat menjadi korban kemacetan tersebut, pengemudi truk luar kota memilih untuk memarkikan kendaraan di SPBU terdekat. 

Beberapa diantara mereka juga memilih mengurangi jatah makan dari yang semula 3 kali kini hanya sekali atau maksimal 2 kali dalam sehari. 

Kemacetan sendiri sudah terjadi selama lebih dari 24 jam akibat terjadinya pengurangan armada pelayaran yang melayani penyeberangan Ketapang Gilimanuk. 

Pengurangan dilakukan karena belasan kapal dinyatakan tidak layak layar dan harus dilakukan perbaikan pasca musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. 

Akibat hal tersebut, kini ribuan kendaraan terjebak kemacetan arus lalu lintas dan membuat arus lalu lintas di Kabupaten Banyuwangi macet total.