Gempa Bumi Guncang Sukabumi Selatan, Warga Panik Meski Tak Ada Korban Jiwa

Sistem Informasi Geografis Gempa Bumi Sukabumi
Sumber :
  • https://earthquaketrack.com/id-30-sukabumi/recent

Sukabumi, VIVA BaliSebuah gempa bumi dengan magnitudo 3,9 mengguncang wilayah selatan Kabupaten Sukabumi dan sebagian wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada Sabtu pagi pukul 05.21 WIB. Meski tergolong gempa ringan, getarannya cukup dirasakan warga dan sempat menimbulkan kepanikan, terutama di daerah pesisir Pelabuhan Ratu dan sekitarnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui situs resminya menyampaikan bahwa pusat gempa terletak pada koordinat 7,57 Lintang Selatan dan 106,79 Bujur Timur, sekitar 62 kilometer barat daya Kabupaten Sukabumi, pada kedalaman 10 kilometer. Gempa ini dikonfirmasi berasal dari zona megathrust, yaitu zona tumbukan lempeng antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, yang merupakan salah satu sumber gempa paling aktif di Indonesia.

1. Keterangan BMKG dan Potensi Bahaya

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa tektonik dangkal. "Gempa ini terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust selatan Jawa, yang memang dikenal aktif secara seismik. Walaupun magnitudonya kecil dan tidak berpotensi tsunami, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap gempa susulan," ujar Daryono dalam keterangan tertulis.

Menurut Daryono, wilayah selatan Pulau Jawa memiliki sejarah panjang aktivitas gempa bumi karena berada di zona pertemuan dua lempeng besar bumi. Oleh karena itu, potensi gempa besar tidak bisa diabaikan, meskipun kejadian pagi ini tergolong tidak berbahaya.

2. Respons dan Kesaksian Warga

Sejumlah warga merasakan getaran yang cukup kuat selama sekitar 3-5 detik. Di beberapa wilayah seperti Cikakak, Cisolok, dan Pelabuhan Ratu, warga mengaku panik dan berhamburan keluar rumah. Salah satu warga, Fitri Rahmawati (32), yang tinggal di Cisolok mengatakan, “Saya sedang tidur, lalu tiba-tiba rumah bergetar seperti ada yang mengguncang. Anak-anak saya menangis, dan kami langsung keluar rumah.”

Senada dengan itu, Dedi Suparman (47), seorang nelayan di Pelabuhan Ratu, menyebutkan bahwa kaca jendela rumahnya sempat bergetar keras. “Biasanya kalau gempa kecil, kami tidak begitu terasa. Tapi ini cukup kuat. Saya kira akan ada tsunami, jadi saya langsung menjauh dari pantai,” ujarnya.

Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan mengenai korban jiwa maupun kerusakan bangunan yang signifikan. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi langsung diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pemantauan dan pendataan.

3. Tanggapan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Sukabumi menyatakan bahwa situasi secara umum masih terkendali. Kepala BPBD Sukabumi, Rudi Gunawan, menyebutkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG dan aparat desa untuk memantau kemungkinan adanya gempa susulan atau dampak yang belum terdeteksi.

“Kami sudah menurunkan tim asesmen ke beberapa desa di Kecamatan Cisolok dan Pelabuhan Ratu. Saat ini, belum ditemukan adanya bangunan roboh atau korban luka. Namun kami mengimbau warga untuk tetap siaga dan menghindari bangunan tua yang berpotensi runtuh jika gempa susulan terjadi,” ujar Rudi.

Pemerintah juga telah membuka posko darurat di kantor kecamatan dan menyediakan bantuan logistik ringan bagi warga yang memilih mengungsi sementara waktu.

4. Kesiapsiagaan dan Edukasi Gempa

BMKG dan BPBD juga memanfaatkan momen ini untuk mengedukasi warga mengenai pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, terutama di wilayah rawan seperti selatan Sukabumi. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai simulasi gempa dan tsunami telah dilakukan di sekolah-sekolah dan komunitas nelayan.

“Kami akan meningkatkan edukasi dan simulasi evakuasi di sekolah dan pusat keramaian. Ini penting agar masyarakat tidak hanya panik saat gempa terjadi, tetapi tahu harus bertindak seperti apa,” kata Rudi menambahkan.

Kesimpulan

Gempa bumi yang mengguncang Sukabumi pada 3 Mei 2025 menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana, khususnya di wilayah rawan gempa seperti selatan Jawa Barat. Meski tidak menimbulkan kerusakan atau korban, kejadian ini menunjukkan bahwa aktivitas geologis di zona megathrust masih aktif dan patut diwaspadai.

BMKG akan terus memantau perkembangan dan menyampaikan informasi terbaru kepada publik. Masyarakat diimbau tidak mudah percaya pada informasi hoaks atau tidak resmi dan tetap tenang sambil memantau informasi dari kanal resmi pemerintah.