Kenapa Banyak Pesepakbola Dunia Bisa Bangkrut Setelah Kariernya Usai?

kurangnya persiapan finansial
Sumber :
  • https://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-5884095/Iran-1-1-Portugal-Ronaldo-misses-penalty-avoids-red-card.html

Lifestyle, VIVA Bali – Meski gaji pesepakbola profesional bisa mencapai jutaan per minggu, banyak yang menghadapi kehidupan penuh krisis finansial tak lama setelah pensiun. Data menunjukkan sekitar 40–60% pemain Premier League dan NFL mengalami masalah keuangan serius dalam waktu lima tahun setelah pension.

 

Gaya Hidup Mewah & Overspending

David James, eks-kiper tim nasional Inggris, menyatakan bahwa meski pernah mengumpulkan puluhan juta pound, akhirnya bangkrut karena gaya hidup begitu boros rumah mewah, mobil mahal, dan gadget berkelas yang terus dibeli tanpa mempertimbangkan masa depan finansial.
Chris Reed, penasihat keuangan independen, turut menyebut bahwa pemain Premier League bisa “membakar £150.000–200.000 per bulan” untuk sewa rumah, mobil, dan barang mewah hanya karena ingin menunjukkan status sosial.

 

Kurangnya Literasi Finansial

Banyak pemain muda mendapatkan gaji besar di usia sangat dini sering kali sebelum mereka memahami konsep pengelolaan uang. Mereka menjadi sasaran mudah bagi agen atau konsultan keuanganyang tidak kompeten.
Stakeholder senior seperti Danny Murphy dan Brian Deane mengungkapkan bahwa mereka dijebak investasi bodong yang berakhir dengan masalah pajak berat dan penalti besar dari HMRC fenomena yang mereka sebut sebagai financial grooming.

 

Investasi Gagal & Penipuan

Pesepakbola seringkali terlibat dalam investasi berisiko tinggi—seperti properti spekulatif, bisnis hiburan, atau film—yang tidak diawasi dengan baik, atau bahkan merupakan skema penipuan. Paul Gascoigne, Wes Brown, dan Ronaldinho adalah beberapa nama besar yang terjebak skandal investasi, menyebabkan mereka kehilangan kekayaan dan aset berharga.

 

Usia Karier Pendek & Minim Pencarian Pendapatan Alternatif

Atlet sepakbola umumnya pensiun di usia 30–35. Setelah itu, pendapatan dramatik menurun jika mereka tidak memiliki rencana jangka panjang. Mantan pemain Nigeria Sunday Oliseh menyebut bahwa banyak pemain tidak memiliki sumber pemasukan setelah pensiun dan tidak siap menghadapi "36 tahun hidup tanpa gaji besar".

 

Tekanan Sosial, Lingkaran Tak Sehat

Pesepakbola sering berada dalam lingkaran sosial yang mendesak mereka membeli barang mewah atau mendukung orang terdekat secara finansial. Para mantan pemain di Reddit menyebut bahwa “orang tua atau teman yang salah bisa menghabiskan uang dalam sekejap”, karena player jadi merasa wajib memenuhi ekspektasi sosial akibat penghasilan besar.

Meski pernah hidup dalam kemewahan, banyak pesepakbola akhirnya kehilangan semuanya karena kurangnya persiapan finansial dan kebiasaan konsumtif. Berbeda dengan ilusi yang sering dibangun media sosial, uang besar yang mereka peroleh tidak selamanya bertahan lakukan persiapan sejak dini agar tidak jadi korban dramatik kisah karier sepakbola.