Ozzy Osbourne Wafat, Ini Perjalanan Hidup Sang Legenda Rock Dunia
- https://images.app.goo.gl/cC3wk
Lifestyle, VIVA Bali – Ozzy Osbourne, vokalis legendaris Black Sabbath, meninggal di usia 76 tahun. Dari masa kelam di Birmingham hingga menjadi ikon rock dunia, inilah perjalanan hidup sang Prince of Darkness.
Dunia musik rock berduka. Ozzy Osbourne, vokalis legendaris yang dikenal sebagai Prince of Darkness, meninggal dunia di usia 76 tahun.
Kepergian sosok yang tak tergantikan ini menjadi akhir dari sebuah era dalam sejarah musik keras.
Namun, warisan dan perjalanan hidupnya akan terus dikenang sebagai kisah yang nyaris mitologis, tentang kejatuhan, kebangkitan, kegilaan, dan kejayaan.
Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh pihak keluarga dalam sebuah pernyataan resmi.
“Dengan kesedihan mendalam, kami menyampaikan bahwa Ozzy Osbourne telah meninggal dunia pagi ini. Ia berpulang dikelilingi oleh keluarga dan penuh cinta. Mohon beri kami ruang untuk berduka,” demikian tertulis dalam rilis yang dirilis ke media.
Lahir di Birmingham
Ozzy lahir sebagai John Michael Osbourne di kawasan industri Birmingham, Inggris, pada tahun 1948, masa kecilnya dipenuhi keterbatasan.
Ia bukan anak ajaib yang langsung bersinar justru, Ozzy sempat menjadi buruh, menjalani hidup yang keras, bahkan sempat mendekam di penjara karena kasus kecil.
Namun dari kelamnya masa muda itu, lahirlah kekuatan yang akan mengubah arah sejarah musik.
Pada akhir 1960-an, bersama Tony Iommi, Geezer Butler, dan Bill Ward, Ozzy membentuk Black Sabbath. Mereka menciptakan suara berat, gelap, dan menyeramkan, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Lagu seperti Paranoid, War Pigs, dan Iron Man menjadi anthem generasi baru yang haus akan musik yang lebih liar dan jujur.
Black Sabbath menjadi pelopor heavy metal, dan Ozzy, dengan gaya nyeleneh dan vokal khasnya jadi jantung dari semuanya.
Namun perjalanan tak selalu mulus. Tahun 1979, Ozzy didepak dari Black Sabbath akibat kecanduan alkohol dan narkoba.
Bukannya tenggelam, ia justru bangkit lebih gila dan lebih kuat.
Lewat album debut solo Blizzard of Ozz (1980), ia merilis lagu-lagu ikonik seperti Crazy Train dan Mr. Crowley.
Sejak saat itu, Ozzy menjadi dewa panggung dengan reputasi tak tertandingi, ia menjelma dari mantan narapidana menjadi rockstar internasional.
Bukan hanya menyanyi, Ozzy menghidupkan panggung dengan aksi-aksi kontroversial yang melekat dalam sejarah.
Gaya Ikonik
Salah satu momen paling terkenal terjadi pada 1982 di Des Moines, Iowa. Dalam konser, Ozzy menggigit kepala kelelawar hidup yang dilemparkan ke panggung.
Ia mengira itu hanya mainan. Adegan brutal itu membuatnya harus menerima suntikan rabies, tapi juga membuatnya abadi dalam sejarah rock.
Tak cukup sampai di situ, ia juga pernah menggigit kepala dua merpati saat pertemuan dengan eksekutif label, sebagai protes yang tak terencana.
Aksi-aksi ini bukan semata keisengan, tapi semacam ekspresi dari jiwa yang meledak-ledak, tak bisa dikekang oleh norma biasa.
Kehidupan Keluarga
Di balik kegilaan panggungnya, Ozzy juga adalah ayah dan suami. Bersama Sharon Osbourne, istrinya yang sekaligus manajer, ia membangun kerajaan keluarga yang unik.
Reality show The Osbournes (2002–2005) memperlihatkan sisi lain dari Ozzy yang pelupa, linglung, tapi penuh kasih dan kejujuran.
Penonton menyaksikan seorang raja metal yang kebingungan mencari remote TV, tertawa bersama anak-anaknya, dan bergelut dengan kehidupan sehari-hari yang absurd.
Duetnya bersama putrinya Kelly dalam lagu Changes berhasil menyentuh jutaan orang, membuktikan bahwa di balik suara serak dan tingkah eksentrik, ada hati yang lembut.
Melawan Penyakit
Sejak awal 2000-an, kesehatan Ozzy terus menurun. Ia mengalami kecelakaan parah dengan quad bike pada 2003, didiagnosis Parkinson pada 2005, dan sempat menjalani beberapa operasi besar.
Namun ia tak pernah benar-benar menyerah. Bahkan saat tubuhnya lemah, semangatnya tetap menyala.
Pada 5 Juli 2025 lalu, hanya beberapa minggu sebelum wafat, Ozzy tampil bersama Black Sabbath dalam konser reuni bertajuk Back to the Beginning.
Di atas panggung, ia berdiri dengan susah payah, lalu berkata:
“Enam tahun saya hanya terbaring. Tapi malam ini… saya kembali hidup. Terima kasih dari lubuk hati saya.”
Itu menjadi penampilan terakhir sang legenda di depan publik.
Warisan Musik
Selama lebih dari lima dekade kariernya, Ozzy telah merilis 13 album solo dan menjadi bagian dari rilisan klasik Black Sabbath.
Ia juga mendirikan Ozzfest, festival musik metal yang mempertemukan musisi lintas generasi dan menjadi kiblat bagi pecinta musik keras.
Ozzy adalah suara dari generasi yang marah, tersesat, dan haus kebebasan.
Ia membuktikan bahwa bahkan dari kekacauan dan kegelapan, bisa lahir karya yang menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
Dunia Musik Berkabung
Berita kepergiannya disambut kesedihan dari seluruh penjuru dunia. Media sosial dibanjiri ucapan belasungkawa.
Musisi besar dan penggemar kecil sama-sama merasa kehilangan.
Banyak yang menyebut kepergian Ozzy sebagai “akhir dari bab terpenting dalam kitab rock and roll”.
Tapi Ozzy Osbourne tak benar-benar pergi. Suaranya masih mengalun di setiap speaker.
Kisahnya terus diceritakan di setiap konser. Semangatnya tetap membara di dada para musisi yang ia inspirasikan.
Selamat jalan, Ozzy. Terbanglah tinggi, Prince of Darkness. Rock in peace