Jangan Tertipu! Penipuan Berkedok Pengembalian Paket Makin Marak di E-Commerce
- https://www.pexels.com/photo/a-person-receiving-a-boxes-7844012/
Lifestyle, VIVA Bali – Di balik kemudahan berbelanja online, muncul ancaman penipuan baru yang makin marak terjadi: modus penukaran atau pengembalian paket palsu yang mengatasnamakan Shopee. Penipuan ini menyasar pengguna e-commerce yang kurang waspada, dengan pendekatan yang meyakinkan dan seolah resmi.
Shopee melalui keterangannya, Rabu (10/7), memperingatkan para pengguna untuk tidak mudah percaya terhadap pihak yang menghubungi melalui pesan pribadi di luar platform resmi. Modusnya adalah pelaku mengaku sebagai penjual dan menginformasikan adanya kesalahan pengiriman atau paket tertukar.
“Pelaku akan mengatakan bahwa kurir akan dikirim untuk mengambil kembali paket tersebut. Setelah paket diserahkan, korban tidak bisa menghubungi pihak tersebut lagi dan barang tidak pernah diganti,” tulis Shopee.
Dalam banyak kasus, pelaku menggunakan identitas palsu dan komunikasi yang sopan agar tampak seperti bagian dari layanan resmi. Mereka kerap menghubungi korban melalui WhatsApp atau SMS, lalu memberikan instruksi pengembalian barang dengan iming-iming penggantian paket.
Namun, setelah kurir “palsu” datang dan paket diserahkan, komunikasi terputus dan barang lenyap. Ini menunjukkan bahwa pelaku terus mengembangkan modus penipuan dengan pendekatan psikologis yang lebih halus dan persuasif.
Shopee menegaskan bahwa seluruh proses pengembalian dan pengambilan barang hanya dilakukan melalui aplikasi atau situs resmi. Komunikasi melalui aplikasi juga diawasi dan dicatat untuk keamanan transaksi.
Untuk mengantisipasi penipuan, Shopee menghadirkan fitur “Cek Fakta” yang bisa diakses di menu Saya → Chat dengan Shopee → Cek Fakta. Fitur ini membantu pengguna memverifikasi informasi yang mencurigakan, terutama yang beredar melalui pesan pribadi di luar aplikasi.
Shopee mengajak pengguna menerapkan prinsip 3C untuk melindungi diri dari penipuan digital:
- Cek Pengirimnya, Pastikan hanya berkomunikasi dengan penjual melalui akun resmi di aplikasi.
- Cek Customer Service Shopee, Hubungi layanan pelanggan resmi jika ada hal mencurigakan.
- Cari Tahu Modusnya, Edukasi diri tentang jenis-jenis penipuan yang sedang marak.
“Jika ada yang mengaku sebagai kurir atau penjual di luar aplikasi, segera laporkan dan jangan serahkan barang apa pun,” tegas Shopee.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat lebih dari 572.000 aduan penipuan digital sejak 2017 hingga awal 2024, dan sekitar 92 persen di antaranya terkait dengan transaksi jual-beli online.
Modus penipuan yang umum dilaporkan mencakup:
- Toko online fiktif
- Penagihan palsu berkedok bea cukai
- COD fiktif (pengiriman barang yang tidak pernah dipesan)
- Penipuan kurir palsu berkedok penukaran atau penarikan paket
Maraknya penipuan berkedok e-commerce menjadi peringatan penting bagi seluruh pengguna. Waspada adalah perlindungan terbaik, dan menggunakan fitur resmi dalam aplikasi adalah langkah paling aman untuk menghindari kerugian.
“Belanja online harusnya nyaman dan aman. Jangan sampai terjebak skema penipuan karena kelengahan kecil,” tutup pernyataan Shopee.