Tips Aman Membiarkan Anak Bermain di Luar Rumah Menurut Psikolog
- https://www.pexels.com/photo/boy-jumping-near-grass-at-daytime-1104014/
Lifestyle, VIVA Bali – Bermain di luar rumah adalah salah satu kegiatan favorit anak-anak yang bermanfaat untuk perkembangan fisik, sosial, dan emosional. Namun, di tengah kekhawatiran akan keamanan lingkungan, banyak orang tua merasa dilema: melepas anak bermain atau menjaga mereka tetap di rumah?
Psikolog anak dan keluarga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Sani B. Hermawan, memberikan panduan penting bagi orang tua agar tetap bisa memberi ruang bermain untuk anak tanpa mengabaikan faktor keselamatan.
“Anak tidak bisa langsung dilepas bermain begitu saja. Perlu dibekali pemahaman dasar dan aturan-aturan yang jelas,” ujarnya kepada ANTARA, Senin.
Menurut Sani, sebelum anak diberikan izin untuk bermain di luar rumah, orang tua wajib mengajarkan beberapa hal dasar seperti:
- Tidak menyeberang jalan sembarangan
- Selalu minta izin kepada orang tua sebelum keluar
- Melapor jika terjadi situasi di luar kendali, seperti bola terlempar ke luar kompleks
“Ini penting, supaya anak tahu batasan dan bisa berpikir sebelum bertindak,” katanya.
Untuk anak-anak usia dini, seperti Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD), orang tua disarankan untuk tidak langsung melepas anak bermain sendirian, melainkan melakukan pendampingan terlebih dahulu.
“Orang tua bisa mulai dengan mengawasi, lalu secara bertahap memberi kebebasan sesuai perkembangan anak,” ujar Sani.
Memasuki usia remaja, anak memang membutuhkan ruang eksplorasi yang lebih luas. Namun, bukan berarti orang tua boleh lepas kontrol. Sani menyarankan agar tetap menerapkan:
- Jam malam yang jelas
- Anak wajib memberi tahu ke mana dan dengan siapa bermain
- Komunikasi terbuka untuk membangun rasa tanggung jawab
“Kebebasan harus dibarengi dengan tanggung jawab, dan itu dimulai dari aturan yang disepakati bersama,” jelasnya.
Hal penting lainnya adalah mengenali lingkungan sekitar. Orang tua harus memastikan bahwa area tempat anak bermain aman dari potensi bahaya fisik seperti:
- Jalan ramai kendaraan
- Gorong-gorong yang tidak tertutup
- Genangan air atau permukaan licin yang berisiko menyebabkan terpeleset
“Kondisi fisik lingkungan sama pentingnya dengan pengawasan. Jangan sampai anak bermain di tempat yang justru membahayakan,” tegas Sani.
Sani menyoroti fenomena yang kerap terjadi: anak-anak usia sangat muda yang bermain di luar rumah saat malam hari tanpa pengawasan. Ia menyebut hal itu bukan hanya tidak bijak, tapi juga berbahaya.
“Apalagi kalau bermain hanya dengan teman sebaya, tanpa ada orang dewasa yang mengawasi. Saat terjadi sesuatu, mereka bisa bingung atau justru takut saling membantu,” ujarnya.
Meski banyak kekhawatiran, Sani menekankan bahwa anak tetap perlu bermain di luar rumah. Asalkan dilakukan dalam kondisi yang aman, kegiatan bermain dapat memberikan banyak manfaat positif.
Permainan tradisional seperti kelereng, congklak, petak umpet, atau bersepeda di depan rumah bisa jadi pilihan menyenangkan sekaligus aman.
“Intinya bukan dilarang bermain, tapi lingkungan dan aturannya harus disesuaikan. Jangan juga sampai anak jadi ‘terkurung’ di rumah karena orang tua terlalu takut,” pungkasnya.
Memberi izin anak bermain di luar rumah bukan berarti melepas tanggung jawab, melainkan membekali mereka dengan pengetahuan, pendampingan, dan aturan yang bijak.
Dengan pengawasan yang proporsional dan komunikasi yang terbuka, anak bisa menikmati masa kecilnya dengan aman, sehat, dan penuh keceriaan.