Perut Kembung Saat Cuaca Panas? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lifestyle, VIVA Bali – Saat cuaca panas, mungkin banyak orang hanya fokus menjaga tubuh dari dehidrasi atau melindungi kulit dari sinar matahari. Namun, tahukah Anda? Suhu tinggi ternyata bisa berdampak buruk pada sistem pencernaan. Mulai dari perut kembung, sembelit, hingga diare, bisa menjadi masalah serius jika Anda tidak waspada.

Dilansir dari Glamour UK, Selasa (1/7), ahli terapi nutrisi terkemuka Clarissa Lenherr menjelaskan bahwa suhu panas dapat menyebabkan bakteri jahat di usus berkembang lebih cepat, yang kemudian meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan infeksi saluran cerna.

Ketika suhu meningkat, tubuh lebih banyak kehilangan cairan melalui keringat. Akibatnya, kebutuhan air tubuh otomatis ikut naik. Jika kebutuhan cairan tidak terpenuhi, sistem pencernaan pun menjadi terganggu.

“Sistem pencernaan membutuhkan cukup air untuk berfungsi dengan baik. Tanpa itu, pergerakan usus melambat, makanan lebih lama tertahan, dan akhirnya menyebabkan fermentasi yang memicu gas, perut kembung, dan ketidaknyamanan,” jelas Lenherr.

Oleh karena itu, penting untuk memenuhi kebutuhan cairan minimal dua liter sehari, terlebih saat cuaca sedang panas-panasnya.

Saat cuaca panas, makanan dingin dan segar memang terasa menggoda. Namun ternyata, makanan dingin atau mentah justru bisa menjadi tantangan bagi sistem pencernaan.

Lenherr mengungkapkan bahwa makanan dingin bisa memperlambat kerja lambung dan menyempitkan pembuluh darah di sekitar perut. Ini menyebabkan pencernaan jadi lebih lambat, yang pada akhirnya berujung pada rasa begah atau kembung.

Sebagai solusi, ia menyarankan untuk memilih makanan yang telah dimasak ringan, seperti sayuran yang dikukus sebentar. Makanan ini tetap bisa disantap dalam keadaan dingin seperti salad, namun lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Minuman bersoda memang memberikan sensasi menyegarkan, apalagi saat terik. Namun, menurut Lenherr, kandungan gas karbon dioksida pada soda bisa terperangkap di dalam usus, menyebabkan perut terasa penuh, kram, hingga kembung.

Selain itu, konsumsi makanan asin juga sebaiknya dikurangi. Makanan tinggi garam dapat mempercepat dehidrasi karena menarik lebih banyak air dari sel-sel tubuh, yang berujung pada gangguan pencernaan.

Untuk menjaga pencernaan tetap lancar di tengah suhu tinggi, pastikan untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran yang kaya air, seperti semangka, mentimun, melon, dan jeruk.

Lenherr juga menekankan pentingnya tetap aktif bergerak. “Kurang aktivitas fisik membuat sistem pencernaan ikut lamban, meningkatkan risiko sembelit, perut kembung, dan rasa tidak nyaman,” jelasnya.

Selain cairan dan makanan, tidur juga memainkan peran penting dalam kesehatan pencernaan. Kurang tidur dapat meningkatkan nafsu makan terhadap makanan tinggi gula dan lemak, seperti makanan cepat saji atau camilan olahan.

“Makanan jenis ini bisa memperburuk kesehatan usus, menyebabkan disbiosis (ketidakseimbangan bakteri usus), sembelit, dan kembung,” tambahnya.

Berikut beberapa tips sederhana namun efektif untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat selama cuaca panas:

Minum air minimal 2 liter per hari untuk menjaga hidrasi dan mendukung pencernaan.

Pilih makanan yang mudah dicerna, hindari makanan terlalu dingin atau mentah.

Hindari minuman bersoda dan makanan tinggi garam.

Perbanyak konsumsi buah dan sayuran tinggi air.

Tetap aktif bergerak untuk membantu pergerakan usus tetap lancar.

Tidur cukup dan berkualitas untuk mendukung kesehatan usus.

Cuaca panas bukan hanya soal rasa gerah atau dehidrasi. Tubuh Anda, khususnya sistem pencernaan, juga membutuhkan perhatian lebih. Dengan menjaga hidrasi, memilih makanan yang tepat, menghindari minuman bersoda, dan tetap bergerak aktif, Anda bisa terhindar dari berbagai masalah pencernaan seperti perut kembung, sembelit, hingga diare.

Jadi, jangan abaikan sinyal tubuh Anda. Rawat pencernaan Anda, dan nikmati cuaca panas dengan lebih nyaman dan sehat!