Ubah Overthinking Jadi Produktif, Emang Bisa?
- SimonSkafar/Istock
Lifestyle, VIVA Bali – Kita semua pernah mengalami momen ketika pikiran terus berputar tanpa henti, mempertanyakan masa depan, mengulang kesalahan masa lalu, atau membayangkan skenario yang bahkan belum tentu terjadi. Overthinking, atau berpikir berlebihan, sering dianggap sebagai musuh produktivitas. Tapi, tahukah kamu bahwa dengan pendekatan yang tepat, overthinking bisa diubah jadi alat produktif?
Apa Itu Overthinking?
Overthinking adalah kondisi ketika seseorang terlalu banyak menganalisis, mempertimbangkan, atau memikirkan sesuatu secara berulang. Overthinking berkaitan erat dengan kecemasan dan stres karena otak terus bekerja tanpa jeda.
Namun, tidak semua bentuk berpikir berlebihan itu buruk. Ketika diarahkan dengan benar, kecenderungan untuk menganalisis secara mendalam bisa membuka peluang untuk pemikiran strategis, kreativitas, dan bahkan solusi inovatif.
Kenapa Kita Sering Terjebak?
Overthinking sering muncul saat seseorang menghadapi ketidakpastian, tekanan, atau trauma masa lalu. Otak kita berusaha mencari rasa aman dengan terus-menerus memikirkan “apa yang salah” atau “apa yang bisa dilakukan lebih baik”. Hal ini diperparah oleh paparan media sosial dan tekanan budaya produktif, yang membuat kita merasa harus selalu melakukan hal yang sempurna.
Strategi Mengubah Overthinking Jadi Produktif
1. Catat Pikiranmu
Biasakan dirimu menulis jurnal atau membuat daftar kekhawatiran. Hal ini bisa membantumu menyusun pikiran dan memilah mana yang perlu ditindaklanjuti dan mana yang tidak. Cara ini baik untuk melihat pola overthinking-mu.
2. Ubah Menjadi Ide atau Solusi
Ketimbang hanya memikirkan masalah, arahkan pikiranmu untuk mencari solusi. Misalnya, jika kamu terus memikirkan kemungkinan gagal dalam presentasi, ubah pikiran itu menjadi: “Apa yang bisa aku lakukan agar persiapanku lebih matang?”
3. Beri Waktu untuk Overthinking
Daripada menekannya, alokasikan waktu untuk hal tertentu, misalnya 10 menit sehari untuk merenung atau memikirkan kekhawatiran. Di luar waktu itu, fokuslah pada aktivitas lain.
4. Gunakan untuk Perencanaan Strategis
Orang yang overthinker biasanya pandai memikirkan detail. Gunakan ini untuk merancang rencana yang lebih komprehensif, baik dalam pekerjaan, studi, atau kehidupan pribadi.
5. Aktifkan Tubuh, Tenangkan Pikiran
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, yoga, atau olahraga ringan terbukti membantu meredakan pikiran yang terlalu aktif. Saat tubuh aktif, otak pun bisa lebih fokus dan tidak ‘macet’ dalam siklus overthinking.
6. Ubah Pertanyaan “Kenapa” Jadi “Apa Selanjutnya”
Daripada terus-menerus bertanya, “Kenapa ini terjadi?”, coba ubah pertanyaan menjadi, “Apa langkah selanjutnya yang bisa aku ambil?” Ini akan memindahkan fokus dari masa lalu ke masa depan.
Ketika Overthinking Jadi Kekuatan
Orang yang cenderung overthinking umumnya memiliki sensitivitas tinggi dan empati yang kuat, dua hal ini bisa sangat berguna dalam pekerjaan kreatif, konseling, atau pengambilan keputusan berbasis analisis.
Yang penting bukan menghilangkan overthinking sepenuhnya, melainkan belajar untuk mengendalikannya. Saat kita bisa mengelola aliran pikiran itu, justru kita punya sumber daya mental yang lebih kaya untuk berpikir lebih dalam dan bekerja lebih cerdas.