Menikmati Hidup Perlahan, Gaya Slow Living di Bali yang Memikat Dunia
- https://www.istockphoto.com/id/search
Di Ubud, kita bisa melihat slow living dalam bentuk paling murni. Di sana, para petani menanam padi dengan sabar, para seniman memahat kayu atau melukis batik dengan penuh ketelitian. Turis dan digital nomad datang bukan hanya untuk liburan, tetapi untuk menyelami yoga, meditasi, hingga detox digital. The Yoga Barn, misalnya, bukan hanya tempat latihan yoga, tetapi juga pusat komunitas yang menyelenggarakan lokakarya dan pertemuan spiritual.
Di sisi lain, Canggu menawarkan slow living dengan sentuhan modern. Di tengah deretan kafe yang menyajikan kopi organik dan makanan sehat, para pengunjung belajar menemukan keseimbangan antara bekerja dan menikmati hidup. Bukan hal aneh melihat orang bekerja sambil duduk di pinggir sawah, lalu menutup hari dengan berselancar saat matahari terbenam.
Masyarakat Bali memiliki pemahaman unik tentang waktu. Mereka tidak terpaku pada jadwal ketat, tetapi lebih pada siklus alam dan ritual. Setiap pagi, persembahan canang sari dipersiapkan dengan penuh ketelitian, bukan untuk sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi sebagai bentuk rasa syukur.
Tempat-Tempat untuk Mempraktikkan Slow Living di Bali
Bambu Indah (Ubud). Penginapan eco-luxury yang membaur dengan alam, menggunakan material daur ulang, dan menawarkan pengalaman menyatu dengan lingkungan.
Potato Head Desa (Seminyak). Lebih dari sekadar beach club, kini menjadi pusat kreativitas, keberlanjutan, dan seni yang mengajak pengunjung untuk hidup lebih ramah lingkungan.