Fenomena Strawberry Moon yang Wajib Kamu Tahu!
- ttps://www.nasa.gov/blogs/watch-the-skies/2021/06/23/see-the-strawberry-moon-2021s-last-supermoon/
Lifestyle, VIVA Bali – Bulan purnama bukan sekadar fenomena langit, ia adalah simbol keajaiban yang telah memesona manusia selama ribuan tahun. Dalam kemegahan cahayanya yang penuh dan terang, bulan purnama menghadirkan keindahan visual yang membekas di mata dan hati orang yang menyaksikannya.
Mengenal Lebih Dekat Fenomena Strawberry Moon
Strawberry moon adalah nama populer yang diberikan untuk bulan purnama yang muncul di bulan Juni. Nama ini tidak mengacu pada warna bulan yang benar-benar merah, seperti stroberi, melainkan berasal dari suku-suku asli Amerika, khususnya suku Algonquian. Suku Algonquian menamai bulan purnama ini karena bertepatan dengan musim panen buah stroberi yang matang di Amerika Utara pada bulan Juni.
Meskipun namanya tidak terkait dengan warna bulan secara langsung, strawberry moon terkadang bisa tampak bernuansa kuning, orange, atau bahkan kemerahan yang unik, terutama saat terlihat rendah di cakrawala. Fenomena ini terjadi karena cahaya bulan harus melewati lebih banyak atmosfer Bumi ketika berada di dekat horizon, menyebabkan hamburan cahaya yang lebih banyak dan memungkinkan rona merah lebih menonjol, serupa warna saat matahari terbit atau terbenam.
Karakteristik Strawberry Moon yang Mempesona
Strawberry moon adalah bulan purnama yang memikat, bukan hanya berupa namanya yang cantik, tapi juga berkat ciri khasnya yang istimewa setiap bulan Juni. Keunikan utamanya terletak pada asal nama yang tidak ada hubungannya dengan warna bulan, melainkan berakar pada suku asli Amerika, yaitu suku Algonquian.
Secara astronomis, strawberry moon identik dengan bulan purnama Juni. Ia menjadi penanda akan transisi musim, sering dianggap sebagai bulan purnama terakhir musim semi atau yang pertama di musim panas bagi mereka di belahan Bumi Utara. Selain itu, karakteristik yang lain adalah strawberry moon bisa tampak paling rendah di langit, terutama di belahan Bumi Utara. Fenomena ini terjadi karena posisi matahari yang sangat tinggi di ekliptika pada bulan Juni yang secara otomatis menempatkan bulan purnama di posisi yang rendah di langit malam.
Strawberry moon juga diperkaya oleh beragam nama dari berbagai budaya, menjadi karakteristik unik dari bulan purnama lainnya. Di Eropa, strawberry moon dikenal sebagai Rose Moon karena terlihat seperti mekarnya bunga mawar, atau Honeymoon yang bertepatan dengan panen madu pertama. Suku asli Amerika lainnya mungkin menyebutnya dengan nama Hot Moon atau Blooming Moon.
Fakta Unik di Balik Pesona Strawberry Moon
1. Bulan purnama terendah dalam hampir dua dekade.
Tahun 2025 menjadikan strawberry moon semakin istimewa. Bulan purnama Juni ini diprediksi akan menjadi yang terendah posisinya di langit dalam hampir dua dekade terakhir, atau lebih tepatnya sejak tahun 2006. Fenomena langka ini terjadi akibat Major Lunar Standstill. Secata sederhana, major lunar standstill adalah sebuah siklus di mana bulan mencapai titik paling utara dan paling selatan dalam orbitnya di langit, ketika bulan berada di titik ekstrim di selatan dan ini bertepatan dengan bulan purnama, ia akan terlihat jauh lebih rendah di cakrawala dibandingkan bulan purnama lainnya. Posisi rendah ini bisa memberikan efek visual yang dramatis, membuatnya tampak lebih besar dengan roma merah tertentu.
2. Bertepatan dengan okultasi Planet Antares
Sebagai tambahan keunikan di tahun 2025, strawberry moon juga bertepatan dengan sebuah peristiwa astronomi yang menarik. Okultasi terjadi ketika satu benda langit melintas di depan benda langit lainnya, menutupi pandangan. Dalam kasus ini, bulan purnama akan bergerak melintasi dan menutupi Antares, bintang paling terang di konstelasi scorpio, peristiwa seperti ini relatif jarang terjadi dan memberikan kesempatan unik bagi para pengamat langit.
3. Waktu puncak iluminasi yang jelas
Waktu puncak iluminasi adalah kunci untuk menyaksikan keindahan penuh strawberry moon pada tahun 2025, puncak pencahayaan penuh dari bulan purnama ini diprediksi akan terjadi pada tanggal 11 Juni. Meskipun bukan akan terlihat purnama selama beberapa malam di sekitar tanggal tersebut, momen puncak ini adalah saat di mana seluruh permukaan bulan disinari oleh matahari secara sempurna dari sudut pandang Bumi, menjadikannya bulan purnama yang paling terang dan paling penuh.