Seba Baduy 2025 Ritual Adat yang Menjaga Kearifan Lokal dan Alam
- https://www.instagram.com/p/DJGhy-tBzAz/
Lifestyle, VIVA Bali –Seba Baduy adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat adat Baduy, yang berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pada tahun 2025, tradisi ini berlangsung dari 1 hingga 4 Mei dan menjadi momen penting dalam kehidupan masyarakat Baduy.
Dalam tradisi ini, mereka melakukan perjalanan dari desa mereka menuju pusat pemerintahan, menyerahkan hasil bumi, dan menyampaikan pesan atau aspirasi kepada pemerintah.
Ritual ini bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, serta antara masyarakat adat dengan negara.
Menghormati Pemerintah dan Alam
Seba Baduy merupakan wujud dari penghormatan masyarakat Baduy kepada pemerintah dan juga sebuah bentuk komunikasi dengan dunia luar tentang kebutuhan dan kondisi masyarakat adat mereka.
Dalam tradisi ini, masyarakat Baduy akan berjalan kaki sejauh sekitar 50 kilometer dari Desa Kanekes menuju Rangkasbitung, ibu kota Kabupaten Lebak, dan Serang, ibu kota Provinsi Banten.
Perjalanan yang mereka lakukan bukanlah perjalanan biasa, tetapi sebuah perjalanan spiritual dan simbolis yang mencerminkan komitmen mereka untuk menjaga adat, tradisi, dan keberlanjutan alam.
Sebagai bagian dari ritual, mereka membawa berbagai hasil bumi seperti padi, madu, umbi-umbian, dan hasil pertanian lainnya, yang mereka persembahkan sebagai tanda ketaatan terhadap alam dan pemerintah.
Hasil bumi ini bukan hanya simbol kesuburan tanah Baduy, tetapi juga bagian dari upaya masyarakat adat untuk melestarikan kehidupan mereka yang sangat bergantung pada hasil alam sekitar.
Pengorbanan dan Kebersamaan
Perjalanan sejauh 50 kilometer dimulai dengan berjalan kaki dari Desa Kanekes, yang terletak di kaki Gunung Kendeng, menuju Rangkasbitung. Masyarakat Baduy yang terlibat dalam Seba terdiri dari warga Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Mereka mengenakan pakaian tradisional yang sangat sederhana—terbuat dari bahan alami dan berwarna putih atau hitam—sebagai bentuk kesederhanaan mereka yang sangat dihargai dalam budaya Baduy.
Masyarakat Baduy Dalam, yang lebih tertutup dan menjaga ketat tradisi mereka, melakukan perjalanan dengan penuh keheningan dan kedamaian, tidak berbicara dengan pihak luar atau menggunakan alat komunikasi modern.
Sebaliknya, Baduy Luar, yang sedikit lebih terbuka, memungkinkan untuk berinteraksi dengan orang luar, meskipun tetap menjaga prinsip-prinsip adat yang diwariskan turun-temurun.
Mereka membawa hasil bumi yang dikumpulkan oleh setiap rumah tangga di desa mereka. Hasil bumi ini menunjukkan bahwa masyarakat Baduy sangat bergantung pada alam, dan cara mereka bertani juga sangat ramah lingkungan—menggunakan teknik pertanian yang ramah terhadap ekosistem sekitar.
Penyerahan Hasil Bumi dan Penyampaian Pesan
Sesampainya di Rangkasbitung dan Serang, perwakilan masyarakat Baduy menyerahkan hasil bumi mereka kepada pejabat pemerintah.
Dalam upacara Seba, ada berbagai ritual yang dilaksanakan, seperti pembacaan doa adat dan penyerahan simbolis hasil bumi kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
Hasil bumi ini menjadi simbol ketaatan masyarakat Baduy kepada pemerintah, sekaligus menunjukkan rasa syukur atas hasil alam yang mereka terima.
Momen ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat Baduy untuk menyampaikan aspirasi dan permohonan kepada pemerintah.
Tahun ini, perwakilan masyarakat Baduy, melalui Jaro Oom (tokoh adat Baduy), menyampaikan beberapa permintaan dan harapan, antara lain:
1. Perlindungan Lingkungan dan Alam
Masyarakat Baduy sangat bergantung pada keberlanjutan alam mereka. Mereka meminta perlindungan terhadap hutan dan lingkungan sekitar mereka dari kerusakan yang disebabkan oleh eksploitasi alam yang tidak bertanggung jawab.
2. Fasilitas Kesehatan yang Memadai
Meskipun masyarakat Baduy hidup di daerah yang terpencil, mereka tetap membutuhkan fasilitas kesehatan, terutama untuk menangani kasus gigitan ular atau penyakit lain yang dapat mengancam keselamatan mereka. Mereka meminta adanya fasilitas kesehatan yang lebih baik, termasuk ketersediaan obat-obatan dan tenaga medis.
3. Perhatian terhadap Adat dan Kebudayaan
Seba juga menjadi kesempatan untuk menyuarakan kebutuhan masyarakat Baduy akan pelestarian adat dan budaya mereka. Mereka berharap pemerintah dapat mendukung pengakuan dan perlindungan terhadap desa adat mereka dalam kebijakan pembangunan daerah.
Pelestarian Budaya dan Tantangan Masyarakat Baduy
Tradisi Seba Baduy tidak hanya sekadar acara adat, tetapi juga menjadi wahana pelestarian budaya dan kearifan lokal. Masyarakat Baduy memiliki sistem sosial dan budaya yang sangat terjaga, di mana mereka masih mempertahankan cara hidup yang sederhana, bergantung pada alam, dan hidup dalam komunitas yang sangat terikat.
Namun, meskipun kehidupan masyarakat Baduy sangat harmonis dengan alam, mereka menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Masyarakat Baduy sangat peka terhadap perubahan lingkungan, karena mereka percaya bahwa keharmonisan alam adalah kunci utama bagi keberlanjutan hidup mereka.
Selain itu, meskipun mereka menjaga ketat adat dan tradisi, masyarakat Baduy juga harus menghadapi modernisasi yang semakin mendekat ke wilayah mereka.
Proses urbanisasi dan perkembangan infrastruktur kadang-kadang mengancam keberlanjutan budaya mereka, terutama terkait dengan akses terhadap teknologi dan dunia luar.
Momen Kebersamaan dan Refleksi untuk Masa Depan
Seba Baduy 2025 menjadi simbol dari kesederhanaan, kearifan lokal, dan komitmen terhadap pelestarian alam. Meskipun ritual ini dilaksanakan dalam suasana yang penuh dengan kekhusyukan, Seba Baduy juga mencerminkan pentingnya kerjasama antara masyarakat adat dengan pemerintah untuk menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, pelestarian alam, dan penghormatan terhadap budaya.
Melalui Seba Baduy, masyarakat Baduy tidak hanya sekadar menjalani tradisi, tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Ritual ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keberagaman budaya Indonesia yang kaya, serta mengingatkan kita untuk selalu hidup harmonis dengan alam.