Saat Patah Hati, Pria Dua Kali Berisiko Meninggal Dunia

Bila sedang patah hati, nyawa seorang pria bisa terancam.
Sumber :
  • https://manhattanwellness.org/whats-the-difference-between-sadness-and-depression/

Kesehatan, VIVA Bali – Sebuah hasil studi baru menunjukkan, pria berpeluang meninggal dunia dua kali lipat lebih besar dibanding wanita karena ‘sindrom patah hati’.

Sindrom patah hati disebut juga kardiomiopati takotsubo (TC).

Padahal TC lebih banyak menyerang wanita yaitu sekitar 80% kasus dalam studi tersebut.

Para peneliti mengamati, selama periode investigasi lima tahun, tingkat kematian yang terkait dengan TC tidak membaik, meskipun ada kemajuan dalam perawatan.

"Tingkat kematian akibat kardiomiopati Takotsubo relatif tinggi, tingkat komplikasi di rumah sakit juga meningkat," kata penulis studi Mohammad Reza Movahed, MD, PhD, seorang ahli jantung intervensional dan profesor klinis kedokteran di Sarver Heart Center, Universitas Arizona di Tucson, Arizona.

TC adalah gangguan jantung akibat lonjakan hormon stres yang sering dikaitkan dengan pengalaman emosional atau fisik yang intens, seperti kehilangan orang yang dicintai.

Akibatnya jantung melemah dan sebagian jantung membesar. Kondisi ini membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif.

Penelitian ini dipublikasikan di Journal of the American Heart AssociationTrusted Source belum lama ini.

Penelitian ini berlangsung antara tahun 2016 dan 2020 dengan mengidentifikasi hampir 200.000 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 80% pesertanya merupakan wanita.

Meskipun jumlah pria jauh lebih kecil, tapi memiliki peluang dua kali lipat untuk meninggal dunia.

Komplikasi kardiovaskular yang paling sering dilaporkan meliputi gagal jantung kongestif (36% kasus), fibrilasi atrium (21%), syok kardiogenik (7%), dan stroke (5%).

Namun, TC umumnya bersifat sementara. Sebagian besar individu pulih dalam waktu dua bulan, dengan risiko rendah untuk kambuh.

Apa yang Menyebabkan 'Patah Hati'?

TC mendapat julukan "sindrom patah hati" karena alasan yang tepat.

Kondisi ini dapat dipicu oleh kehilangan mendadak, trauma emosional, atau bahkan ketakutan yang akut.

TC umumnya tidak dapat dibedakan dari serangan jantung pada saat gejalanya muncul.

Gejala umum meliputi nyeri dada tiba-tiba, sesak napas, pusing, keringat dingin, serta jantung berdebar-debar.

Hipotesis yang paling menonjol adalah selama syok akut, jantung dibanjiri katekolamin, sekelompok hormon stres termasuk norepinefrin dan epinefrin, yang melumpuhkan ventrikel kiri jantung.