Budaya sebagai Akar Ekonomi, Fondasi Kekuatan dan Keberlanjutan Bangsa
- https://www.pexels.com/photo/historical-borobudur-temple-under-white-sky-12400536/
Budaya, VIVA Bali –Dalam era globalisasi dan persaingan dunia, budaya bukan sekadar identitas dan warisan leluhur, melainkan juga merupakan akar dari kestabilan dan keberlanjutan ekonomi bangsa. Indonesia, dengan kekayaan budaya yang melimpah, membuktikan bahwa budaya adalah fondasi utama yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat jati diri nasional.
Budaya sebagai Sumber Ekonomi yang Tak Tergantikan
Budaya merupakan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tidak ternilai harganya. Seni, kerajinan, kuliner, dan adat istiadat menjadi indikator kekayaan bangsa yang mampu bersaing di tingkat internasional. Contohnya, kerajinan tangan seperti batik dan tenun ikat tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga sumber penghidupan bagi jutaan pengrajin lokal.
Pariwisata berbasis budaya, seperti festival tradisional, upacara adat, dan pertunjukan seni, menjadi magnet bagi wisatawan manca negara. Pendapatan dari sektor ini terus meningkat, membuka lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran, dan meningkatkan pendapatan daerah. Bahkan, sektor kuliner dan kerajinan asli daerah mampu menjadi komoditas ekspor yang menguntungkan.
Budaya sebagai Pilar Kemandirian Ekonomi
Ketika budaya dikelola secara profesional dan inovatif, hal ini bisa menjadi pilar kemandirian ekonomi nasional. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama dapat mengembangkan industri kreatif berbasis budaya yang mampu bersaing di pasar global. Misalnya, industri fashion berbasis motif tradisional, musik digital, dan film budaya yang mampu menembus pangsa internasional.
Dengan demikian, budaya tidak hanya dilestarikan sebagai warisan, tetapi juga diolah menjadi kekuatan ekonomi yang mampu memberi manfaat besar bagi masyarakat dan negara.