Makna Mendalam di Balik Upacara Mecaru dan Piodalan di Bali yang Jarang Diketahui Wisatawan!

Pemkab Buleleng melaksanakan upacara Piodalan
Sumber :
  • https://bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita/78_pemkab-buleleng-laksanakan-upacara-piodalan-rj-bupati-buleleng

Gumi Bali, VIVA Bali –Upacara adat Bali tak hanya kaya akan simbolisme spiritual, tetapi juga menyimpan filosofi hidup yang mendalam. Dua di antaranya adalah Mecaru dan Piodalan, dua ritual penting dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali yang memperlihatkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara karena keunikannya.

Mecaru adalah ritual penyucian alam semesta (bhuana agung) dari pengaruh negatif. Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan menyeimbangkan kekuatan sekala (nampak) dan niskala (tak nampak) agar lingkungan tetap harmonis. Dalam pelaksanaannya, masyarakat mempersembahkan banten caru (sesajen) yang berisi aneka makanan simbolik seperti nasi, daging, dan kelapa, kepada para buta kala (energi negatif) sebagai bentuk netralisasi.

Tingkatan upacara Mecaru pun bervariasi, mulai dari tingkat alit (kecil) seperti di rumah tinggal, hingga tingkatan agung yang dilaksanakan di pura besar atau dalam skala desa. Salah satu bentuk yang dikenal luas adalah Tawur Agung Kesanga, yang dilakukan sehari sebelum Nyepi.

Sementara itu, Piodalan adalah upacara ulang tahun pura (tempat ibadah umat Hindu Bali). Biasanya dilangsungkan setiap 210 hari sekali menurut kalender Bali (Wuku), Piodalan merupakan momen bagi umat untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para manifestasinya yang berstana di pura tersebut.

Piodalan diawali dengan pembersihan pura, dilanjutkan dengan pemasangan penjor (hiasan bambu simbol kemakmuran), persembahyangan bersama, hingga pertunjukan seni tari atau gamelan sebagai bentuk bhakti. Piodalan menjadi sarana spiritual sekaligus sosial, karena mempererat hubungan antarwarga.

Kedua upacara ini mencerminkan cara masyarakat Bali menjaga kesucian alam dan hubungan spiritual mereka. Selain itu, perpaduan antara ritual keagamaan dan ekspresi seni seperti tari, tabuh, dan dekorasi menjadikan Mecaru dan Piodalan sebagai pertunjukan budaya yang memikat hati.

Mecaru dan Piodalan bukan hanya bagian dari kalender keagamaan, tetapi juga cerminan dari filosofi hidup masyarakat Bali yang menjunjung tinggi keseimbangan dan keharmonisan. Keberadaan dua upacara ini memperkuat identitas budaya Bali sebagai pulau spiritual yang penuh pesona.